Kepala SDN 1 Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo, Hadi Sukomulyono, SPd, MPd, mematangkan program inovasi SKSD bersama guru setempat. sawawi/bhirawa
Situbondo, Bhirawa
Salah satu SDN tervaforit di Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo yakni SDN 1 Mimbaan terus berpacu meraih prestasi di tahun 2025. Salah satu diantaranya mengikuti lomba seleksi IGA (Indonesia Government Award) Kabupaten Situbondo 2025 dengan nama inovasi SKSD (Salam Kenali Sapa Doakan).
Menurut Kepala SDN 1 Mimbaan, Hadi Sukomulyono, inovasi SKSD merupakan pendekatan pintu gerbang, setiap hal hal di sekolah tentang siswa, baik terkait dengan permasalahan, motivasi dan sejenisnya yang diupayakan dimulai dari pintu gerbang.
“Misalnya pagi mengucapkan salam. Ini anak anak diajari mengenali Tuhan. Itu bentuk religius dan setiap salam itu saling mengenali antar siswa. Disini ada 500 lebih siswa, jadi saya dan guru sudah mengenali nama panggilan anak anak tersebut setidaknya kenal 95 persen,” aku pria yang kini juga menjabat PLT Korwil Pendidikan Kecamatan Panji itu.
Masih kata Hadi, ketika anak anak itu dikenali Kepala sekolah dan guru, jadi tahu. Artinya, mengenali anak anak ketika mereka disapa terlebih dahulu. Ketika anak atau siswa di sapa guru atau kepala sekolah juga punya rasa kebanggaan tersendiri.
“Kemudian di doakan. Itu artinya kita membahagiakan anak anak. Jadi kalau siswa didoakan itu ada kepercayaan dari guru dan memiliki kedamaian. Sehingga hubungan anak anak dengan guru atau Kepala Sekolah layaknya seperti hubungan antara anak dengan orang tuanya. Mereka tidak canggung lagi dengan guru atau Kepala Sekolah disetiap banyak momen,” tutur Hadi.
Mantan Kepala SDIT Nurul Anshar itu melanjutkan, ketika bersalaman dipintu gerbang maka antara anak dan guru atau kepala sekolah memiliki dampak positif. Bahkan setiap ada momen di doakan, merupakan hal yang ditunggu oleh orang tua peserta didik.
“Mereka yang baru masuk dipintu gerbang semua menunggu guru atau kepala sekolah yang datang untuk didoakan. Sehingga ada hubungan yang baik antara guru, kepala sekolah dan orang tua peserta didik, disana. Mereka sangat percaya bahwa guru guru sudah menjadi orang tua kedua bagi mereka,” imbuh Hadi.
Pria yang hobbi memakai kopiah itu menambahkan, dengan adanya program ini banyak program lain yang terimbas positif. Misalnya saja, ungkap Hadi, gerakan peduli sholat. Jadi anak anak dipantau sholatnya setiap hari di kelas, dengan pantauan tanda tangan orang tua atau dipantau cukup masing masing oleh kelas.
“Kewajiban kami adalah setiap harinya mengingatkan secara kontinyu agar anak anak yang setiap hari sholat tidak kita tanyakan lagi. Sedangkan siswa yang sholatnya jarang terus kita tanya progresnya. Kita terus beri motivasi,” papar Hadi.
Hadi kembali menuturkan, dengan sering ditanyakan anak anak akan terbiasa dengan kewajiban sholat. Selain itu, ujar Hadi, di pintu gerbang juga diterapkan program Gerakan Disiplin Berseragam. Dari sana bisa terlihat anak anak ada yang perlu sepatunya dicuci, ada yang tidak pakai ikat pinggang, topi atau dasi bisa terpantau dengan baik.
“Lalu ada lagi Gerakan Bersih Diri. Misalnya ada ada siswa yang tidak mandi kita beri motivasi. Ada kuku atau rambut siswa yang panjang, melalui pintu gerbang akan selalu kami ingatkan untuk dirapikan. Sebab kita meyakini kesehatan itu ada dan muncul dari bersih diri kita sendiri,” terang Hadi.
Terakhir, kata Hadi, pihaknya juga fokus pada program pencegahan kekerasan atau bullying kepada anak anak serta juga memberikan reward bagi siswa yang berhasil meraih prestasi atau sukses menjuarai sebuah lomba dengan memberikan ucapan selamat. “Sehingga dengan demikian orang tua peserta didik merasa sangat puas dengan semua pelayanan yang diberikan oleh SDN 1 Mimbaan ini,” pungkas Hadi. awi.wwn