26.7 C
Sidoarjo
Tuesday, May 13, 2025
spot_img

Puluhan Babi Mendadak Mati di Tosari Bromo, Tunggu Uji Lab

Kab Pasuruan, Bhirawa.
Pemkab Pasuruan bergerak cepat dalam menangani puluhan babi mendadak mati di lereng Gunung Bromo, di Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan, drh Ainur Alfiah menyampaikan dalam pemutus mata rantai atas kasus itu, pihaknya langsung melakukan pengambilan sampel darah ke sejumlah ekor babi milik warga dua desa di Kecamatan Tosari. Nanti, hasilnya akan diketahui melalui uji lab sepekan ke depan.

“Sampel darah babi sudah kami ambil untuk diuji lapkan. Hasilnya, kita masih menunggu,” papar Ainur Alfiah, Selasa (11/2).

Ia menduga, babi-babi yang mendadak mati menularkan virus African Swine Fever (ASF) seperti yang pernah terjadi pada tahun 2021 silam.

Diketahui, babi-babi yang dipelihara warga di Wonokitri maupun Sedaeng dibeli dari para pedagang Malang.

“Dulu di Malang, memang ASF pernah menyerang babi di sana. Khawatirnya adalah virus yang sama kemudian ditularkan ke babi-babi milik warga Sedaeng dan Wonokitri di Lereng Bromo, Pasuruan,” urau Ainur Alfiah.

Dalam mengantisipasi hal tersebut, pihaknya memberikan obat-obatan serta melakukan desinfektan pada sejumlah kandang babi milik warga.

“Kalau vaksin masih belum ada. Kita cuma ngasih obat-obatan dan penyemprotan desinfektan ke beberapa kandang babi yang kita sampling tadi,” imbuh Ainur Alfiah.

Alfiah mengimbau warga sekitar untuk rajin membersihkan kandang, serta memberikan vitamin agar babi yang dipeliharanya memiliki kekebalan. Terlebih bersamaan dengan musim penghujan ekstrim yang disertai angin kencang.

Berita Terkait :  Perkuat Kemandirian Ekonomi Masyarakat Bali, BSI Resmikan Sentra UMKM Bedugul

“Rajin-rajin desinfeksi kandang. Jangan lupa vitamin untuk daya tahan tubuh hewan,” kata Ainur Alfiah.

Diketahui, ada sekitar 70 ekor babi di Desa Sedaeng dan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan dikabarkan mati mendadak, Senin (10/2).

Kejadian itu mulai diketahui warga sekitar dua minggu lalu dan jumlah babi yang mati semakin bertambah setiap harinya.

Kepala Desa Sedaeng, Abdul Hadi menyatakan total ada sekitar 50 ekor babi milik warga di Dusun Moroseneng dan Dusun Sedaeng mendadak ditemukan mati tanpa ada gejala.

“Warga disini kaget. Sebab, sebelumnya hewan babi kondisinya segar bugar. Lalu, mendadak mati tanpa ada sebab,” ucap Abdul Hadi.

Ia menjelaskan bahwa dari sekitar 700 KK (kepala keluarga) di Desa Sedaeng, hampir semuanya memelihara 1-2 ekor babi.

Babi tersebut tidak diternak, melainkan dibeli dari kecil dan dibesarkan untuk nantinya disembelih atau dijual ke warga yang membutuhkan.

Hal serupa juga dirasakan oleh warga Desa Wonokitri. Kepala Desa Wonokitri, Wirya Aditya juga menyatakan kaget adanya laporan banyaknya babi mati mendadak.

Di Desa Wonokitri, ada sekitar belasan ekor babi. Dengan total 20 ekor lebih babi. Untuk itu, warga meminta bantuan dari Pemerintah untuk mengatasi fenomena penyakit tersebut.

“Warga disini semakin was-was. Takutnya tambah banyak yang mati. Makanya, kalau dari Pemerintah Desa langsung sosialisasi ke warga supaya cepat-cepat kandangnya dibersihkan dan babinya dikasi vitamin,” kata Wirya Aditya. [hil.kt]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru