Surabaya, Bhirawa
Masuknya Artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di kurikulum tahun ajaran baru 2025/2026 mendapat respon positif dari tenaga kependidikan (Tendik). Sebab AI menawarkan potensi luar biasa untuk personalisasi pembelajaran dengan kemampuan menganalisis data siswa, serta AI dapat menciptakan program belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kecepatan masing-masing individu.
Menurut Kepala Sekolah SMPN 39 Surabaya, Rini Aswinarti menjelaskan, bahwa perlunya semua pihak ikut membantu dan mendampingi siswa untuk mempelajari AI, sebab bisa berdampak positif dan negatif.
“Bagaimana Orang Tua, Guru, Tokoh Masyarakat, mendampingi para siswa untuk penggunaan AI dengan benar, karena mereka yang lebih berpengalaman, mengerti dan mengetahui yang diperlukan di pendidikan, AI bisa dibuat hal postif dan negative, jika digunakan mencari sesuatu dengan bantuan literasi buku akan menjadi bermanfaat,” jelas Rini Aswinarti, Rabu (14/5).
Lebih lanjut Rini mengatakan, untuk para siswa semua sudah siap dengan adanya program tersebut, tapi para guru pelan-pelan masih mempersiapkan belajar AI, karena menyesuaikan zaman. “Guru-guru sudah mulai sosialisai agar tidak gaptek saat nanti program berjalan, bagi siswa semua sudah bisa semua,” ujar Rini.
Kepsek SMPN 39 tersebut menyampaikan siswa biasanya mengunkan aplikasi AI yang gratis karena sebagai media belajar mereka. “karena keperluanya cuman mencari jawaban dari soal jadi siswa mengunakan AI gratis sudah cukup, sesuai kebutuhan mereka,” tuturnya.
Rini menambahkan dari dinas pendidikan telah ada sosialisasi untuk program tersebut, tinggal tunggu pemberitahuan Keputusan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDN Jemur Wonosari 1, Sunyoto, mengukapkan siap dengan program AI dan Koding di sekolah karena bisa membuat para siswa berpikir kritis. “AI dan coding mengajarkan siswa untuk mampu berpikir kristis, sebab jika mengalami situasi kesulitas anak-anak bisa di terbantukan dengan mencari lewat PC maupun handpone,” pungkasnya.
SDN Jemur Wonosari 1 merasa telah mengajarkan para siswa dari ekstrakuliluler tentang computer, ucap Sunyoto, tapi karena keterbatasan Gedung dan jumlah PC jadi yang bisa merasakan hanya kelas 4-6.
“Menurut saya bagi kelas tinggi telah mampu mengoperasikan AI, dengan contoh pembelajaran siswa mencari jawaban dari sebuah soal, jika telah menemukan selajutnya di tulis, nantinya secara tidak langsung mereka membaca hasil jawabannya. Berharap ini menjadi bekal mereka juga nanti kedapan pada jenjang SMP jika tidak mereka akan ketinggalan,” ujar Sunyoto.
Ia juga menceritakan kendala dari beberapa guru disebabkan usia sudah tidak mudah lagi, jadi untuk belajar agak lebih lama. “Pelatihan telah disiapkan oleh dinas pendidikan karena banyak bapak ibu guru computer masih rendah, jadi waktu dekat ini kami mendelegasikan guru muda untuk mengikutinya,” jelasnya.
Pelatihan yang berisi tentang berbasis AI dengan cara game, supaya belajar lebih bahagia dan mudah, nanti tugasnya guru yang mendapatkan pelatihan tersebut memberikan bimbingan bagi guru-guru lain mempelajari teknologi.
“Dari Dinas Pendidikan telah membuat komunitas belajar (kombel) guru yang setiap hari jumat, tentang hasilkan akan kami laporkan ke dinas pendidikan, jika ada kekurang dari pemantauan pasti akan menganalisis dengan memberikan evaluasi,” imbuhnya. [ren.wwn]