Surabaya, Bhirawa
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) mengembangkan inovasi Motor Axial Flux Permanent Magnet Brushless Direct Current (AFPM BLDC) yang potensi meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
Inovasi yang tergabung dalam Center for Research and Innovation on Advanced Transportation Electrification (CReATE) yang berkolaborasi dengan SMKN 3 Buduran, SMKN 1 Jenangan Ponorogo serta beberapa Perusahaan, di antaranya PT Efortech, PT Cipta Raya Teknovasi, dan Industri kecil (UMKM) pengecoran logam. Selasa, (13/5)
Ketua Tim, Prof. Dadet Pramadihanto menjelaskan pengembangan inovasi menjadi salah satu implementasi Gerakan Kampus Berdampak, yang dimana wujudkan melalui skema Berlian, Program Katalisator Kemitraan Berdikari yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), serta dalam Inovasi motor ini menjawab kebutuhan pasar domestik, di samping meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).
“Teknologi nantinya akan dikembangkan lebih massive dengan menghadirkan pabrik pembuatannya melalui pembangunan prototype production line, serta tim akab membuat berbagai tipe Motor Axial Flux BLDC, baik 2 kw hingga 5 kw, dari proses desain hingga prototipe,” jelasnya.
Lanjut Prof. Dadet mengatakan berencana membangun prototype production line, Dimana proses pembuatan montor cukup rumit dan memerlukan mesin-mesin serta tools atau peralatan khusus yang tidak ada di pasaran, sehingga pengembangan mesin menjadi hal yang perlu mendapat perhatian khusus, jika ke depannya harus mengarah ke industrialisasi.
“Sebelumnya motor buatan anak bangsa ini pernah dipamerkan dalam ajang Trade Expo Indonesia 2024, dan menarik perhatian mitra internasional, seperti dari Perusahaan Nigeria yang kemudian bekerja sama dan melakukan penanda tanganan naskah kerja sama, sebab produk ini tidak hanya relevan untuk pasar domestik, tetapi juga memiliki potensi ekspor yang besar, dengan penguatan rantai pasok domestik, motor ini diharapkan menjadi salah satu komponen utama dalam ekosistem kendaraan listrik nasional,” tuturnya
Prof. Dadet menyampaikan selain peningkatan TKDN, negara dapat melakukan penghematan devisa, menciptakan lapangan kerja, serta menguatkan daya saing industri local,mengingat produksi skala besar motor akan mengarah pada harga yang kompetitif, jika harus dibandingkan dengan produk impor.
“Industrialisasi motor AFPM juga memberikan dampak lingkungan yang positif dengan mendorong adopsi kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon di sektor transportasi,” ujar Prof. Dadet.
Produksi motor akan dilakukan optimalisasi performa melalui perubahan desain dan kapasitas motor, tambah Prof. Dadet, dimana Progress pembuatan motor sudah mencapai 75%.
“Tinggal menunggu parts motor yang dikerjakan oleh SMKN 3 Buduran, poros yang pengerjaannya oleh SMKN 1 Jenangan Ponorogo dan casing motor yang dibuat oleh salah satu Industri Kecil (UMKM) yang bergerak di bidang Pengecoran logam. Termasuk juga baterai dari China, yang dalam proses pengiriman, kalau sudah ada semua tidak memakan waktu lama,” ucapnya.
Prof. Dadet bersama timnya telah bersiap-siap untuk mengikuti Pameran Electric Vehicle & Charging Indonesia, yang akan dilaksanakan pada 21-23 Mei 2025 di JIExpo Kemayoran Jakarta dan Agustus mendatang Dadet akan mempresentasikan hasil penelitiannya ini dalam gelaran International Electronics Symposium (IES 2025). [ren.wwn]