Pemprov Jatim, Bhirawa
Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Timur (Diskominfo Jatim) kembali mengadakan kegiatan Jatim Cerdas Digital (CERDIG) yang kali ini dilaksanakan dengan Workshop Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) bertajuk ‘Etika dan Tanggung Jawab dalam Penggunaan AI’, di Lt.4, Ruang Semeru Kantor Dinas Kominfo Jatim Surabaya. Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi para peserta yang merupakan mahasiswa agar pandai menjadikan AI sebagai tools atau alat dalan pembelajaran mereka.
Kegiatan diadakan secara hybrid baik peserta yang hadir secara luring 25 orang dari mahasiswa Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan yang hadir secara daring tak terbatas. Hadir sebagai pemateri, Kepala Prodi S1 Rekayasa Kecerdasan Artifisial, Departemen Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Anny Yuniarti, dengan materinya berjudul ‘Etika dan Tanggung Jawab dalam Penggunaan AI di Lingkungan Akademik’.
Acara dibuka oleh Kepala Bidang (Kabid) Aplikasi dan Informatika (Aptika) Dinas Kominfo Jatim, Gugi Alifrianto Wicaksono mewakili Kepala Diskominfo Jatim. Gugi menyampaikan, tema kegiatan ini sangat relevan dengan perkembangan teknologi saat ini, menurutnya, AI menawarkan banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian, namun juga harus disadari bahwa etika dalam menggunakan AI itu penting.
“Maka dari itu, workshop ini nanti diharapkan teman-teman mempunyai wawasan yang lebih dalam memanfaatkan AI secara bijak dan bertanggung jawab. Karena di daerah, AI maupun teknologi digital kan ini kita dihadapkan pada tantangan dan peluang yang memang belum pernah ada sebelumnya,” jelas Gugi.
Sebagai generasi muda yang cerdas dan inovatif, Gugi menerangkan, mahasiswa yang merupakan generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan arah penggunaan teknologi. “Jadi mari kita menjadikan AI ini sebagai alat yang mendukung kemajuan. Sehingga kalau bisa gunakanlah AI ini sebagai tools atau alat untuk membantu keseharian kita khususnya dalam pembelajaran,” terang Gugi.
Ia menekankan, perkembangan AI ini jangan sampai menjadi pengganti nilai-nilai kemanusiaan sebagai jalan pintas yang selalu diandalkan banyak pihak dengan sembarangan. “Selama ini kita kejujuran yang kita pegang teguh, karena ada norma-norma yang memang harus tetap kita jaga. Dengan perkembangan AI ini jangan sampai kita jadikan jalan pintas, jadikanlah AI ini sebagai alat bantu pendamping kita untuk mempermudah kehidupan sesuai dengan koridor norma-norma yang ada,” tegas Gugi.
Dengan diadakannya kegitan ini, Gugi berharap, semoga tidak hanya menjadi ruang belajar bagi para peserta, tetapi juga menjadi wadah untuk melakukan diskusi hal-hal yang mungkin bisa diselesaikan dengan menggunakan AI dan juga berbagi ide.
“Dengan semangat kolaborasi yang kita punya, kita dapat menciptakan solusi yang bermanfaat bagi lingkungan akademik pada khususnya dan juga masyarakat pada umumnya. Jadi mari kita manfaatkan kesempatan ini untuk menggali potensi dan juga mencari jaringan yang kuat dalam dunia teknologi saat ini,” harap Gugi.
Mengingat peserta kegiatan ini merupakan para mahasiswa atau akademisi, Gugi menuturkan, semoga kegiatan ini dapat dimanfaatkan sebagai ruang belajar sehingga mereka bisa benar-benar memilah agar AI dimanfaatkan dengan benar sebagai tools atau alat pendamping kehidupan bukan sebagai jalan pintas.
“Karena kalau kita hanya mengandalkan AI tanpa adanya pengelolaan lebih lanjut maka kita akan dikendalikan oleh AI. Harusnya kita yang mengendalikan AI. Di harapan nanti teman-teman di kegiatan ini benar-benar bisa memposisikan diri AI sebagai tools,” tutur Gugi.[rac.ca]