Lamongan, Bhirawa
Pemerintah Kabupaten Lamongan menggandeng Forum Nasional Mahasiswa Lamongan (Fornasmala) untuk membangun desa. Hal ini disampaikan Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi saat membuka kegiatan simposium, Rabu (22/1) di Pendopo Lokatantra, Rabu (22/1) kemarin.
Menurut orang nomor satu di Kota Soto, desa merupakan lokomotif yang bisa membawa kemajuan daerah menuju kemajuan bangsa. Maka dari itu ragam upaya dikerahkan untuk membangun desa, yang juga berarti mensejahterakan masyarakat.
Untuk merealisasikan hal ini tidak hanya melalui dana desa. Adapun mendukung dan memberdayakan potensi desa, salah satunya ialah pertanian dan perikanan. Dua sektor itu salah satu potensi andalan yang dimiliki Lamongan.
”Keberhasilan membangun desa, merupakan kontribusi nyata dalam menyumbang pembangunan nasional. Pemkab Lamongan terus melakukan pembangunan desa, yangmana melibatkan seluruh stakeholder. Salah satunya seperti sekarang, membangun desa bersama mahasiswa asli Lamongan,” tutur Pak Yes–sapaan akrab Bupati Yuhronur Efendi.
Wujud komitmen pembangunan desa oleh Pemkab Lamongan adalah tidak adanya kategori desa tertinggal. Tahun 2024, tercatat ada 239 desa mandiri dan 223 desa maju, angka ini menandakan seluruh desa yang ada di Kota Soto memiliki kemampuan melaksanakan pembangunan desa dan mensejahterakan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya. Baik dari segi ketahanan sosial, ketahanan ekonomi dan ketahanan ekologi yang berkelanjutan.
Sedangkan pada dukungan potensi desa, dibuktikan adanya surplus pada produksi padi. Sebagai lumbung pangan nasional, Kabupaten Lamongan setiap tahunnya mampu menghasilkan 1 juta ton lebih padi.
”Dukungan kita akan potensi setiap desa terus diberikan, diantaranya pada bidang pertanian yang menjadi andalan, terbukti produksi padi masih surplus. Rata-rata kebutuhan pangan di kawasan Lamongan sekitar 3 ratus ribu ton/tahun. Sedangkan yang dihasilkan 1 juta ton lebih. Harganya pun sangat stabil, sehingga menghadirkan kesejahteraan bagi petani Lamongan. Bahkan Kabupaten Lamongan siap berkontribusi dalam program swasembada pangan, dengan melakukan luas tambah tanam seluas 36 hektar,” jelas Pak Yes.
Selanjutnya pada sektor perikanan, baik perikanan tangkap maupun budidaya juga masih diatas rata rata, yakni sebesar 130 ton. Pak Yes menegas, tidak hanya memberikan dukungan lada potensi desa. Melainkan juga memberikan pembekalan kepada sumber daya manusia, yang merupakan investasi jangka panjang dalam pembangunan Lamongan. Pembekalan yang diberikan berupa pendidikan, kesehatan, dan daya beli. Dengan demikian menjadikan indeks pembangunan manusia (IPM) Lamongan sangat tinggi, yaitu 75,9 pada tahun 2024.
Pak Yes menegaskan, sinergi membangun desa bersama Fornasmala menjadi salah satu realisasi pembangunan SDM, sekaligus percepatan pembangunan desa.
Sementara itu, Ketua Fornasmala, As’ad Khoirul Anas, melaporkan pada program pengabdian untuk Lamongan (Pulang) tahun ini akan melakukan bina desa di empat desa. Diantaranya Desa Kudian Kecamatan Sekaran, Desa Pesanggrahan Kecamatan Laren, Desa Sukobendu Kecamatan Mantup, dan Desa Botoputih Kecamatan Tikung.
”Selama Januari 2025 ini kami Fornasmala melakukan bina desa di empat desa. Seperti di Desa Botoputih, kami akan melakukan pembangunan ruang terbuka hijau. Di desa lain kami juga melakukan penghijauan, mengajar, dan membuat ruang publik,” jelasnya.
As’ad juga mengatakan, Program Pulang merupakan ajang bagi mahasiswa asal Lamongan yang menempuh pendidikan di seluruh penjuru Indonesia untuk menerapkan keilmuan yang sudah didapatkan. Tidak hanya itu, program Pulanh juga dijadikan tempat belajar, bagaimana menerapkan keilmuan di lapangan. [yit.fen]