Petugas SPBU Sumobito, Jombang saat memindai QR Code subsidi tepat sasaran milik konsumen, Rabu (13/11).
Jombang, Bhirawa.
Pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Jombang mulai menggunakan QR Code (quick response code), yakni jenis barcode yang dapat dibaca dengan mudah oleh perangkat digital.
Meskipun telah disosialisasikan di SPBU selama 6 bulan, sejumlah konsumen yang belum memiliki QR Code harus rela membeli BBM jenis pertamax.
Hal tersebut seperti yang terlihat di SPBU 54.614.29 Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.
Sebuah kendaraan jenis Suzuki Carry memasuki SPBU yang berada di jalur alternatif Jombang – Mojokerto tersebut.
Mobil keluaran tahun 1980-an itu akan mengisi Pertalite. Petugas SPBU bernama Nata langsung meminta pengemudi untuk menunjukkan barcode subsidi tepat sasaran. Hanya saja, pengemudi mobil tersebut menggelengkan kepala. Dia belum memiliki barcode BBM subsidi.
Petugas SPBU pun tidak mengabulkan permintaan pengemudi Carry untuk mengisi Pertalite. Petugas kemudian menyarankan untuk mendaftar dibantu petugas SPBU. Namun konsumen tersebut memilih untuk antre di jalur Pertamax.
“Mulai tanggal 5 November kemarin di SPBU ini menerapkan QR Code untuk pembelian Pertalite,” kata Nata, Rabu (13/11).
“Bagi yang tidak memiliki barcode tidak bisa mengisi pertalite. Sehingga mereka mengisi BBM mobilnya menggunakan Pertamax,” sambung Nata.
Hal yang sama juga dialami mobil Daihatsu Zebra warna silver yang akan mengisi Pertalite di SPBU Sumobito.
Karena belum memiliki QR Code, pengemudi kendaraan tersebut terpaksa membeli Pertamax.
“Pertalite ini khusus yang bersubsidi. Harganya Rp10 ribu per liter. Kalau Pertamax non-subsidi harganya Rp12.100 per liter,” tutur Nata sembari mengatakan selama ini tidak ada protes dari konsumen.
Salah seorang konsumen yang sudah memiliki QR Code adalah Luluk Indrawati (40), warga Kecamatan Kesamben Kabupaten Jombang.
Begitu memasuki SPBU Sumobito, dirinya langsung antre di jalur Pertalite. Petugas kemudian meminta Luluk untuk menunjukkan QR Code mobil warna hitam jenis Suzuki keluaran 2011 itu.
Luluk menyodorkan QR Code yang sudah dicetak seukuran e-KTP. Petugas melakukan pemindaian. Tak ada kendala. Petugas SPBU kemudian mengisi BBM jenis Pertalite sesuai permintaan Luluk. Dia lalu membayarnya sesuai dengan jumlah liter.
“Lebih mudah pakai QR code, tidak ribet. Sudah begitu subsidinya juga tepat sasaran,” kata Luluk yang berprofesi sebagai guru itu.
Luluk menyampaikan, pada 4 November 2024 lalu, dirinya sempat membeli Pertalite di SPBU Sumobito. Petugas mengingatkan kepadanya agar segera membuat QR code dengan cara mendaftar di subsiditepat.mypertamina.id, karena, ujicoba pembelian pertalite pakai QR code berlaku mulai 5 November 2024.
Luluk kemudian mencari panduan mendaftar sebagai pengguna BBM bersubsidi di dunia maya. Dia kemudian memasukkan sejumlah dokumen. Di antaranya, e-KTP, foto STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan), foto mobil miliknya, serta mengisi identitas diri.
Sekitar 30 menit pendaftaran tersebut berhasil. Luluk mendaparkan QR code dari aplikasi Mypertamina.
“Agar lebih efektif saya cetak seperti KTP. Biar mudah dibawa. Nah, hari ini pertama membeli pertalite menggunakan QR code. Alhamdulillah lancar,” tutur Luluk.
Luluk mengatakan, tidak masalah mekanisme pembelian Pertalite dengan QR Code diterapkan. Sebab hal tersebut dapat membedakan konsumen yang bersubsidi dan non-subsidi.
Kata Luluk, lebih enak memakai barcode karena cepat, efisien dan tidak ribet setiap kali membeli pertalite.
“Keuntungannya konsumen bisa mendapatkan subsidi yang bisa dimanfaatkan dan sesuai peruntukannya,” ucap Luluk.
“Di samping itu, penggunaan QR Code adalah salah satu langkah agar BBM bersubsidi tepat sasaran,” tandas dia.
PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus mengakui animo masyarakat Jatim cukup tinggi. Saat ini tercatat ada 700 ribu lebih mobil yang terdaftar sebagai pembeli Pertalite memakai QR Code di Jawa Timur.
Ahad Rahedi selaku Area Manager Communication, Relation and CSR PT Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus merinci total di Jatim ada 747.748 kendaraan yang sudah terdaftar.(rif.hel.)