32 C
Sidoarjo
Friday, March 21, 2025
spot_img

TPT Turun 0,69 Persen, Kadindik Jatim Sebut Hasil Maksimalisasi BKK dan Kerjasama IDUKA


Pemprov, Bhirawa
Turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Jawa Timur menjadi bagian keberhasilan sejumlah program Dinas Pendidikan Jatim pada sektor Sekolah menengah Kejuruan (SMK).

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur Aries Agung Paewai menyebutkan ada penurunan signifikan TPT tiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis 5 November 2024, pengangguran terbuka Jawa Timur pada Agustus 2024 berada di angka 4,19 persen atau 1,02 juta dan turun 0,69 persen poin dibandingkan Agustus 2023 yaitu 4,88 persen atau 1,17 juta.

Secara year on year, TPT Jatim juga mengalami penurunan yang signifikan yakni mencapai 1,55 persen poin. Agustus 2021 misalnya, TPT Jatim sebesar 5,74 persen, Agustus 2022 sebesar 5,49 persen dan Agustus 2023 turun menjadi 4,88 persen.

“Alhamdulillah TPT kita terus menunjukkan angka penurunan yang signifikan tiap tahunnya. Apalagi, kita berhasil menurunkan TPT lebih banyak dibandingkan dari pada rata-rata nasional. Kalau TPT nasional pada Agustus 2024 sebesar 4,91 persen atau hanya turun 0,41 persen poin dibanding Agustus 2023. Nah kita diangka 0,69 persen,” sebut Aries.

Pria yang juga Pj Wali Kota Batu ini menjabarkan penurunan TPT ini tak lepas dari upaya Dindik Jatim dalam mengatasi persoalan pengangguran di tingkat SMK. Berbagai program bahkan di gagas untuk mengatasi persoalan tersebut.

Mulai pemberdayaan siswa melalui optimalisasi Teaching Factory (TeFa) dan BLUD, uji sertifikasi di masing-masing lembaga, serta pemanfaatan BKK untuk menjaring keterserapan lulusan SMK di Industri, dan penggenjotan kerjasama sekolah dengan IDUKA.

Berita Terkait :  Pelajar SMKN 3 Madiun Magang Kerja ke Jerman dan Jepang

Program-program tersebut, menurut Aries sebagai upaya dalam meningkatkan keterserapan lulusan sesuai dengan kebutuhan Industri.

Aries berharap, dengan berbagai program yang sudah ada, sekolah bisa memaksimalkan pembekalan siswa utamanya terkait kompetensi keahlian.

Salah satu program yang berperan dalam menekan angka pengangguran di tingkat SMK, adalah dengan mengoptimalkan peran Bursa Kerja Khusus (BKK) di tingkat SMK untuk menjaring lulusan yang siap kerja di DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri).

Salah satu BKK yang sukses mengantarkan lulusan ke DUDI adalah SMKN 2 Surabaya. Lewat program digitalisasi layanan, BKK SMKN 2 Surabaya secara optimal memanfaatkan platform digital melalui situs web resmi mereka, yang memungkinkan industri mengakses rekam jejak siswa, portofolio, dan data diri. Siswa juga dapat memantau lowongan kerja dan profil perusahaan secara real-time.

Bursa Kerja Khusus (BKK)
SMKN 2 Surabaya, Yunaidi Supriyanto menjelaskan selain melalui program digitalisasi layanan, upaya lain untuk meningkatkan keterserapan lulusan adalah dengan memperkuat kerjasama Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA). Saat ini tercatat 213 IDUkA yang bekerjasama dengan BKK SMKN 2 Surabaya melalui MoU, serta 564 IDUKA sebagai mitra tanpa MoU.

“Kami juga jalankan program tracer study terintegrasi yang terdapat di situs website BKK. Jadi, BKK dapat memantau penyerapan lulusan di dunia kerja, membantu evaluasi dan peningkatan program,” jelasnya.

Upaya lain yang dilakukan BKK SMKN 2 Surabaya adalah melakukan pelatihan dan pembekalan. Yunaidi mengungkapkan BKK sekolahnya menyediakan pelatihan keterampilan dan pembekalan bagi siswa kelas XII, dan bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur, untuk mempersiapkan mereka memasuki dunia kerja.

Berita Terkait :  Teater Alif Smamda Sukses Gelar 'Pentas Idealis' Tiga Drama Genre Berbeda

“Kami dari BKK juga memfasilitasi proses rekrutmen dengan mengintegrasikan sistem mereka dengan perusahaan. sehingga memungkinkan siswa melamar pekerjaan secara langsung melalui platform yang disediakan,” urainya.

Hasilnya, berdasarkan data tracer study, penyerapan lulusan SMKN 2 Surabaya di Industri pada tahun 2024 ini sebanyak 69,9%. Rinciannya, 36,4% siswa yang memilih bekerja, 30,9% memilih kuliah dan 2,6% memilih wirausaha dari jumlah lulusan 737 siswa.

Sedangkan di tahun 2023, keterserapan Industri hanya mencapai 60,7%. Dengan rincian 35,6% lulusan bekerja, 0,6 berwirausaha, dan 24,5% kuliah dengan jumlah lulusan 466 siswa.

Selain membantu siswa dalam mendapat pekerjaan, Yunaidi juga mengungkapkan pihaknya melakukan penyuluhan dan bimbingan karir bagi lulusan dengan masa tunggu (belum mendapat pekerjaan). Dalam hal ini, pihaknya bekerjasama dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur untuk memberikan penyuluhan bimbingan karir dan jabatan bagi siswa kelas XII, membantu mereka memahami peluang dan persiapan memasuki dunia kerja.

“Selain itu kami juga ada pengembangan keterampilan tambahan. Di mana BKK menyediakan pelatihan tambahan untuk meningkatkan keterampilan siswa, sehingga mereka lebih kompetitif di pasar kerja. Serta memfasilitasi magang dan pelatihan kerja di berbagai perusahaan,” pungkas dia. [ina.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru