Situbondo, Bhirawa
Agar dapat meraih prestasi yang membanggakan, SD Islam Terpadu Nurul Anshar Kabupaten Situbondo, kembali membuat terobosan dan inovasi Pendidikan bernama SI PINTAR (Sistem Inklusif Pembelajaran Interaktif Terapi Anak Rajin).
Menurut Kepala SDIT Nurul Anshar, Sudibyo MPd, Pengembangan Inovasi menjalani Uji Coba pada 12 Februari 2024 silam dengan waktu Penerapan 16 Mei 2024. “Ya ini menggunakan rancang bangun inovasi daerah dan perubahan yang dilakukan dengan desain
Terapi Anak Berkebutuhan khusus adalah sarana pelayanan jasa Pendidikan dan kesehatan yang melayani berbagai kondisi dengan anak. Itu baik normal maupun berkebutuhan khusus Misalnya seperti kondisi autism, ADHD, Cerebral Palsy, Down Syndrome, Gangguan Bicara, dan Pendengaran serta kondisi lainnya,” tutur Yoyok, sapaan akrab Sudibyo.
Masih kata Yoyok, Terapi untuk anak berkebutuhan khusus maupun anak normal merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi. Nah, aku dia, dengan diberikan terapi sedari dini dapat membantu anak menjadi lebih optimal untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
“Banyak jenis terapi yang dapat dilakukan untuk anak berkebutuhan khusus. Misalnya seperti terapi perilaku, terapi bicara, terapi okupasi, fisioterapi, dan psikoterapi. Saat ini sekolah kami memberikan pelayanan seperti terapi bicara, terapi perilaku, terapi fokus,” beber Yoyok, dengan di Amini Yona, salah satu inovator di SDIT Nurul Anshar.
Yoyok menambahkan, Terapi bicara adalah adalah terapi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi. Terapi ini juga dikenal sebagai terapi logopedi atau speech therapy. Terapi bicara dapat dilakukan pada anak-anak maupun orang dewasa.
“Terapi ini dapat membantu mengatasi gangguan bicara yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti cedera saraf, kelumpuhan otot, gangguan kognitif, dan kelainan bentuk organ bicara. Terapi perilaku adalah terapi yang bertujuan untuk mengubah perilaku, pikiran, dan perasaan negatif. Terapi ini dilakukan dengan menerapkan teori pembelajaran dan psikologi eksperimental. Terapi perilaku dapat digunakan untuk membantu anak-anak yang mengalami masalah perilaku, seperti: ADHD, Autisme, Tantrum, Kecemasan, Depresi,” papar Yoyok.
Sedangkan terapi Fokus, lanjut Yoyok, adalah proses psikoterapi yang berfokus pada kesadaran tubuh dan pengalaman batin. Terapi ini bertujuan untuk mendorong perubahan dan penyembuhan psikologis. Terapi fokus memiliki beberapa karakteristik, yaitu terbuka dan tanpa menghakimi, Menekankan kesadaran tubuh, Menekankan penginderaan pengalaman batin, Memfasilitasi perubahan.
“Terapi fokus dapat membantu seseorang memperjelas apa yang dirasakan atau diinginkan, Mendapatkan wawasan baru tentang situasi, Merangsang perubahan atau penyembuhan situasi.
Adapun tujuan SI PINTAR untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitan dalam perkembangan fisik, emosional, sosial, atau kognitif mereka, sehingga mereka dapat mencapai potensi maksimal dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” ungkap Yoyok.
Ada berbagai Manfaat dari SI PINTAR, aku Yoyok, yakni meningkatkan kemandirian peserta didik, mengasah keterampilan sosial peserta didik, Meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri peserta didik, mengurangi gejala penyakit pada peserta didik dan membantu peserta didik berinteraksi dengan orang lain.
“Selain itu juga bisa membantu peserta didik belajar Membantu peserta didik berkomunikasi mengurangi perilaku negatif. Yang patut dibanggakan, Sebelum ada inovasi peserta didik kesulitan menerima materi pembelajaran saat di kelas, sehingga perlu pendekatan yang lebih individual atau media belajar yang lebih menarik peserta didik,” tegasnya.
Setelah adanya Inovasi ini, ujar dia, siswa dapat Meningkatkan kemampuan fisik, mobilitas anak, serta mendukung kesejahteraan fisik peserta didik secara menyeluruh. Lalu, peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial serta memahami dan mengelola perasaan mereka sendiri melalui aktivitas yang menyenangkan dan terarah serta membantu peserta didik untuk berinteraksi secara aktif dengan orang lain, baik dengan teman sebaya maupun orang dewasa di lingkungan sekitar.
“Ini juga membantu peserta didik untuk menyalurkan emosinya ke dalam aktivitas yang positif, seperti bercerita, bermain, atau kegiatan kreatif lainnya, guna mencegah ledakan emosi yang tidak terkendali. Juga dapat membantu peserta didik mengikuti pelajaran dengan baik, melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka,” pungkas Yoyok.
Sementara itu Inovator, Yona Eka Pratiwi menambahkan, tim inovasi terdiri dari Resma Fauziah Taufiq,S.Pd,SD,Gr, Ihda Syifaiz Zakiyah, S.Psi,CH,CHt yang sudah memiliki sertifikat Guru Pembimbing Khusus
“Pengalaman Tim adalah mengajar selama enam tahun di SDS Emerald Jakarta, sebuah sekolah SPK (Sekolah Penyelenggara Kerjasama) berbasis internasional yang mayoritas siswanya merupakan anak-anak inklusif atau anak berkebutuhan khusus (ABK),” tegas Yona.
Selama mengajar, lanjut dia, Resma mendampingi berbagai jenis ABK, termasuk anak-anak dengan autisme, dan mengikuti pelatihan selama enam bulan untuk memahami terapi yang tepat bagi mereka.
“Melalui pendekatan yang sabar dan terarah, Resma berhasil membantu anak-anak autisme berkembang menjadi individu yang mampu mengikuti pembelajaran dengan baik. Terapi nya di laksanakan seminggu sekali setiap hari sabtu, jadi perkembangan anak sudah bisa dilihat hasilnya setelah di terapi,” pungkas Yona. [awi.wwn]