Kota Probolinggo, Bhirawa
Wali Kota Probolinggo dr. Aminuddin menghadiri Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2025, Sabtu (8/3), di komplek Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Kelurahan Kademangan.
Mengusung tema Kolaborasi Bersama Untuk Indonesia Bersih, giat ini difokuskan pada upaya pengelolaan sampah melalui delapan Asta Aksi Peduli Sampah Nasional 2025, yang mencakup berbagai wilayah, yaitu pantai, gunung, mangrove, desa, kampus, pasar, sekolah, dan pesantren.
Dalam sambutannya, dr Amin menyampaikan, tanggung jawab terhadap lingkungan bukan hanya berada di tangan pemerintah, tetapi juga menjadi kewajiban bersama tiga pilar utama, yakni pemerintah, dunia usaha, dan semua lapisan masyarakat.
“Beberapa waktu lalu, kami sudah mengawali dengan membersihkan aliran sungai Legundi. Alhamdulillah sudah bersih dan ke depan menjadi target salah satu destinasi wisata air di Kota Probolinggo,” jelasnya.
Di Kota Probolinggo sendiri, lanjutnya, permasalahan lingkungan tidak hanya terbatas pada pengelolaan sampah, tetapi juga mencakup peningkatan emisi gas rumah kaca yang berdampak signifikan terhadap perubahan iklim.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan peran tersebut, diterapkan program eco pesantren yang berlandaskan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 43 Tahun 2023 dan Peraturan Wali Kota Probolinggo Nomor 44 Tahun 2022.
Program ini bertujuan meningkatkan kepedulian dan keterlibatan masyarakat di lingkungan pondok pesantren agar aktif dalam menciptakan ekosistem yang ramah lingkungan.
Sebagai bagian dari komitmen dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat, Kota Probolinggo telah melaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka peringatan HPSN 2025, antara lain kegiatan clean up di Curah Grinting, penanaman mangrove dan clean up di Pantai Permata Pilang, yang dilakukan bersama masyarakat dan Bank Sampah Kenari Indah.
“Kegiatan clean up ini juga kami lakukan di semua wilayah Kota Probolinggo melalui gerakan memilah dan mengolah sampah secara mandiri. Sekaligus sebagai implementasi dari program pokok kami dan bentuk dukungan terhadap program Kota Probolinggo Bersolek. Artinya, bukan sekedar menitikberatkan pada bersih semata namun juga peningkatan dari kebersihan dan pengelolaan sampahnya, menjadi budaya. Dan itu dimulai dari pondok pesantren,” jelasnya.
Selain itu, program Si Mak Ngebor (Aksi Mitigasi Dan Adaptasi Perubahan Iklim Melalui Pembuatan Biopori) yang telah dilaksanakan di dua lokasi. Lalu, sosialisasi peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah di empat kelurahan. Dan bimbingan teknis (bimtek) program kampung iklim (proklim) dan kelurahan berseri.
Giat yang dimulai jam 4 sore itu, turut diwarnai dengan penyerahan bantuan dan pengukuhan kader gerakan sadar sampah di wilayah ponpes, yang ditandai dengan pemakaian rompi dan pemasangan pin kader lingkungan.
Selain itu, juga juga dilakukan pembacaan deklarasi. Tak hanya itu, giat ini juga dilakukan secara virtual bersama dengan 8 (delapan) pondok perwakilan lainnya dari seluruh Indonesia, yang merupakan sebuah kebanggaan sekaligus tantangan. Giat ini juga dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq.
“Saya berharap, pesantren dapat berinovasi dalam pengelolaan sampah guna mendukung implementasi praktik pengelolaan sampah yang baik dan dapat menjadi percontohan dalam pengelolaan sampah yang terintegrasi dari hulu ke hilir, sehingga menciptakan ekosistem yang lebih sehat dan lestari.” pungkasnya. [fir.dre]