Surabaya, Bhirawa.
Jatim Social Care (JSC) Tim Respons Kasus Dinas Sosial (Dinsos) Jatim menjangkau lansia telantar, Trinuk Maningsih (55) yang mengalami stroke dan kesulitan menjalani kehidupan secara mandiri. Penjangkauan ini dilakukan dengan tujuan memastikan kebutuhan medis dan sosial Trinuk yang kini tinggal bersama warga di Sidoarjo.
Trinuk, yang lahir di Ngawi menghadapi tantangan besar setelah terkena stroke yang membuatnya bergantung pada kursi roda untuk mobilitas. Meskipun secara umum Trinuk sehat, kondisi fisiknya membatasi kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan.
“Selama ini, Trinuk tinggal bersama Pak Heri Gunawan di Perum Bareng Indah Blok E, Sidoarjo, setelah terputus hubungan dengan anak laki-lakinya yang terlibat dalam masalah hutang piutang,” kata anggota Tim Respons Kasus Dinsos Jatim, Nursoleh.
Trinuk sendiri berharap dapat tinggal di panti lansia, agar tidak tidak membebani orang sekitar. Setelah asesmen, Nursoleh segera berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti panti lansia naungan Dinsos Jatim untuk membantu Trinuk memperoleh perawatan yang layak.
Penjangkauan ini mencerminkan komitmen Tim Respons Kasus untuk terus memberikan perhatian kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), terutama lansia yang memerlukan dukungan. Selain itu, Dinsos Jatim melalui Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Sosial Tresna Werdha (UPT PSTW) Pasuruan juga menangani lansia terlantar dengan menerima rujukan dari warga Kecamatan Gempol.
Rujukan ini berasal dari warga Kelurahan Ngerong, Kecamatan Gempol, atas nama Kasti (84). Lansia perempuan tersebut masih dalam kondisi fisik cukup sehat, tetapi mengalami penurunan penglihatan sehingga memerlukan tongkat saat berjalan. Mbah Kasti sebelumnya tinggal seorang diri tanpa anak, sementara suaminya telah meninggal beberapa tahun lalu.
Sebelum dirujuk, Mbah Kasti dikenal sebagai penjual rujak yang cukup populer di kampungnya. Seiring bertambahnya usia, ia mulai kesulitan menjalani aktivitas sehari-hari. Warga setempat, melalui Ketua Dusun dan Ketua RW, melaporkan kondisinya ke Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan, yang kemudian berkoordinasi dengan UPT PSTW Pasuruan untuk proses rujukan dan penerimaan.
Tim layanan UPT PSTW Pasuruan menerima kedatangan Kasti yang langsung melalui beberapa tahapan penerimaan. Proses ini melibatkan Kasubag TU, Kasie Bimbingan Sosial, Kasie Pelayanan Sosial, Pekerja Sosial, dan Perawat. Tahapan penerimaan diawali dengan pengisian berita acara oleh warga yang bertanggung jawab atas rujukan, pemeriksaan kesehatan oleh perawat untuk mengetahui kondisi awal, serta asesmen sosial oleh pekerja sosial guna memahami kebutuhan dan kondisi psikososial penerima manfaat.
Setelah melalui seluruh tahapan, Kasti ditempatkan di Wisma Mawar yang memiliki akses dekat dengan dapur agar memudahkan aktivitas mandiri, terutama saat mengambil makanan. Penerima manfaat tersebut disambut dengan hangat oleh penghuni wisma lainnya dan didampingi oleh petugas yang memberikan arahan agar dapat beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Kepala UPT PSTW Pasuruan Saroni memastikan bahwa Mbah Kasti mendapatkan pelayanan terbaik, terutama mengingat kondisi penglihatannya yang menurun. “Kami menempatkan penerima manfaat di wisma yang mudah dijangkau dan dekat dengan dapur, serta memastikan pekerja sosial dan pembimbing wisma tetap aktif membantu aktivitas penerima manfaat hingga merasa nyaman di UPT PSTW Pasuruan,” ucapnya didampingi melalui Kasi Bimbingan Sosial Rasimin.
UPT PSTW Pasuruan terus berkomitmen dalam memberikan perlindungan dan pelayanan optimal bagi lansia terlantar agar mereka dapat menikmati masa tua dengan aman, nyaman, dan sejahtera.[rac.ca]