32 C
Sidoarjo
Saturday, April 26, 2025
spot_img

Forum Lalu Lintas Bahas Perubahan Arus dan Arah Jalur Jalan Situbondo

Situbondo, Bhirawa
Jajaran Forum Lalu Lintas Kabupaten Situbondo menggelar Focus Group Discussion (FGD) guna membahas rencana pengalihan arus lalu lintas di wilayah Kota dan Besuki tahun 2025. Acara berlangsung di Aula Lantai II Sekretariat Daerah Kabupaten Situbondo, Senin (14/4).

Informasi Bhirawa menyebutkan, salah satu persoalan utama yang dibahas adalah masih dilaluinya jalan utama di tengah kota oleh kendaraan besar, yang menyebabkan kerusakan jalan seperti lubang dan gelombang akibat tonase kendaraan yang melebihi kapasitas kelas jalan.

FGD tersebut dihadiri oleh berbagai unsur, termasuk perwakilan masyarakat, Ketua DPRD Situbondo Mahbub Junaidi, serta Kasatlantas Polres Situbondo AKP Andi Bakhtera Indera Jaya yang mewakili Kapolres AKBP Rezi Dharmawan, juga ikut hadir.

Dalam diskusi tersebut, Mahbub Junaidi menegaskan solusi jangka panjang untuk mengurai kepadatan lalu lintas dan mengurangi kerusakan jalan adalah dengan menyelesaikan pembangunan Jalur Lingkar Utara (JLU) Situbondo.

“Situbondo merupakan satu-satunya daerah di Jawa Timur yang jalan kota masih dilewati kendaraan berat. Ini menyebabkan jalan rusak dan bergelombang. Terlebih banyak kendaraan yang melintas masuk kategori over dimension over loading (ODOL),” ujar Mahbub.

Politisi PKB itu menambahkan, penyelesaian JLU tidak bisa hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Situbondo karena panjang jalurnya yang signifikan. Oleh karena itu, ujar Mahbub, keterlibatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sangat sangat diperlukan.

Berita Terkait :  MAAQO Tampil di Karnaval Mobil Hias Jombang 2024

“Pengajuan anggaran sudah dilakukan sejak masa Bupati Dadang. Namun hingga kini belum juga terealisasi. Jalur yang direncanakan dimulai dari Pertigaan PG Wringin Anom, melewati Pertigaan Duwet, hingga lampu merah Kecamatan Panji atau Kapongan,” jelas Mahbub.

Mahbub menyoroti bahwa JLU tak hanya berdampak pada kelancaran lalu lintas, tetapi juga dapat memicu pemerataan pertumbuhan ekonomi.

“Dengan adanya JLU, warung-warung di pinggir jalan bisa hidup. Perekonomian desa akan ikut berkembang, sesuai dengan visi misi Situbondo Naik Kelas,” imbuhnya.

Terpisah, Kasatlantas Polres Situbondo AKP Andi Bakhtera menambahkan, data menunjukkan kecelakaan justru lebih banyak terjadi saat sistem satu arah diterapkan di kota Situbondo.

“Berbeda dengan daerah lain, di Situbondo kecelakaan meningkat saat diberlakukan satu arah. Ini menunjukkan masih banyak warga yang belum tertib berlalu lintas,” kata Andi.

Ia juga menyebut beberapa kendala fisik di lapangan, seperti kabel listrik rendah di Jembatan Paraaman yang berisiko tersangkut kendaraan besar, serta tanjakan tinggi dekat TK Bhayangkari yang menyulitkan kendaraan berat bermanuver.

“Jembatan di Jalan Cendrawasih juga ditemukan keretakan. Perlu ada kajian ulang terhadap kekuatan tonasenya,” pungkas Andi.

Sementara itu, salah satu warga Desa Wringin Anom, bernama Fauzi, mendesak agar pembangunan JLU segera diselesaikan. Menurutnya, kerusakan jalan di tengah kota, terutama di Jalan A. Yani, sudah sangat mengkhawatirkan.

“Truk besar bahkan sampai bawa ekskavator lewat tengah kota. Jelas jalan cepat rusak. JLU harus segera selesai supaya kendaraan besar tak lagi lewat kota,” tegasnya. [awi.dre]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru