25 C
Sidoarjo
Monday, April 21, 2025
spot_img

Fenomena #KaburAjaDulu, Pemerintah Diminta Perhatikan Aspirasi Generasi Muda


Wakil Dekan PCU Dr Ido: Bukan Sekadar Protes, Tapi Wujud Keresahan Kolektif
Surabaya, Bhirawa

KaburAjaDulu sebagai tagar mencerminkan kesedihan generasi muda terhadap tantangan dalam negeri, Wakil Dekan Faculty of Humanities and Creative Industries Petra Christian University (PCU) menanggapi fenomenal heboh tersebut didunia maya.

Hashtag yang mengungkapkan kekecewaan terhadap kesempatan yang terbatas dalam pekerjaan, pendidikan dan kesejahteraan khususnya anak muda, merasa semakin sulit untuk bertahan serta berkembang di Indonesia, oleh sebab itu mencari peluang luar negeri menjadi pilihan. Selasa (25/2)

Wakil Dekan Faculty of Humanities and Creative Industries Petra Christian University (PCU), Dr Ido Prijana Hadi, M Si, mengukapkan pandangan bahwa tagar itu bukan sekadar bentuk protes, tapi wujud keresahan kolektif pada kalangan masyarakat.

“Bukan sekedar tagar, tetapi keresahan generasi muda yang merasa terpinggirkan, merasa peluang yang ada semakin sempit, dan solusi yang mereka lihat adalah dengan mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri,” ujarnya.

Lanjut Ido mengatakan bahwa tagar ini dapat dikategorikan sebagai simbol komunikasi atau propaganda, yang berfungsi menyampaikan ketidakpuasan terhadap kondisi saat ini. “Komunikasi massa, kita mengenal konsep agenda setting, dimana simbol atau pesan yang disampaikan melalui media sosial dapat mempengaruhi opini publik dan bahkan kebijakan pemerintah, Hashtag ini menjadi bentuk ekspresi dan harapan masyarakat agar pemerintah lebih memperhatikan kondisi mereka,” kata Ido.

Berita Terkait :  Peringati Harganas, Pemkot Batu Gelar Lomba Memasak di Hutan Pinus

Media sosial punya kekuatan yang luar biasa dalam perkembangan fenomena tersebut, ungkap Ido, Hashtag ini bisa menjadi pemicu bagi perubahan agenda pemerintah, simbol ketidakpuasan, hashtag ini berfungsi untuk memberi tahu pemerintah bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki, Agenda hashtag bisa saja mendorong perubahan dalam kebijakan.

“Kemajuan teknologi menjadi faktor yang berperan penting, jaman dahulu sebelum media sosial tidak sebesar hari ini, tapi teknologi sekarang memungkinkan masyarakat, terutama generasi muda untuk mengungkapkan protes mereka dengan cara yang lebih terbuka,” pungkas dosen yang juga Wakil Ketua Umum 4 Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Pusat.

Ido menambahkan banyak anak muda yang mencari peluang di luar negeri, hal ini juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi Indonesia, jika terlalu banyak generasi muda yang pergi dan tidak kembali, Indonesia bisa kehilangan potensi terbaiknya.

“Pemerintah perlu merespons dengan kebijakan yang berpihak pada masyarakat, harus memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk berkembang di dalam negeri. Kebijakan terkait pekerjaan, pendidikan, dan kesejahteraan harus lebih jelas, dengan akses yang lebih besar kepada mereka, transparansi dalam pengelolaan anggaran juga diperlukan agar kepercayaan publik lebih terbangun,” imbuhnya.

Ido berharap pemerintah bisa mendengarkan aspirasi dan mulai menciptakan peluang yang lebih baik untuk anak muda. “Generasi muda tidak hanya menginginkan pekerjaan, tetapi membutuhkan kesempatan untuk berkembang, pemerintah harus memperhatikan hal ini, agar anak muda merasa optimis dan memiliki harapan untuk masa depan mereka di Indonesia,” tegasnya. [ren.wwn] [ren.wwn]

Berita Terkait :  Wamenaker Harap Pengusaha dan Pekerja Miliki Jiwa Patriotik

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru