Jember, Bhirawa
Seluruh warga Jember kini menikmati layanan kesehatan gratis di semua rumah sakit. Di balik capaian melalui program Universal Health Coverage (UHC) Prioritas ini, Bupati Muhammad Fawait menghadapi pekerjaan rumah besar yakni mengatasi kekurangan tenaga dokter yang masih cukup tinggi.
“Alhamdulillah, sekarang seluruh warga Jember bisa berobat gratis. Ini wujud komitmen kami untuk memberikan layanan kesehatan terbaik bagi semua lapisan masyarakat,” kata Bupati Gus Fawait, Sabtu (26/4).
Namun, di balik kabar baik tersebut, muncul tantangan baru: kebutuhan tenaga dokter di Jember kini meningkat tajam. Dari laporan yang diterima Pemkab, Jember masih kekurangan lebih dari 200 dokter untuk memenuhi standar pelayanan kesehatan
“Ini memang tantangan yang harus segera kita jawab bersama. Maklum, jumlah penduduk Jember adalah ketiga terbanyak di Jawa Timur, setelah Surabaya dan Malang,” jelas Gus Fawait.
Sebagai langkah strategis, Pemkab Jember mendorong beberapa perguruan tinggi lokal, seperti Universitas Mohammad Sroedji dan Universitas Muhammadiyah Jember, untuk segera membuka fakultas kedokteran.
Selama ini, satu-satunya kampus yang memiliki fakultas kedokteran di Jember hanyalah Universitas Jember (Unej).
“Di Surabaya, ada lebih dari 10 kampus yang punya jurusan kedokteran. Malang juga banyak. Jember butuh lebih banyak lagi untuk mengejar ketertinggalan,” tegasnya.
Kabar baik lainnya, RSD dr. Soebandi Jember telah menyatakan siap menjadi rumah sakit pendidikan untuk mendukung pendidikan dokter di masa depan.
Sementara solusi jangka panjang tengah disiapkan, Pemkab Jember bersama Dinas Kesehatan juga sedang membahas langkah cepat untuk mengatasi kekurangan dokter dalam waktu dekat.
“Mudah-mudahan, semua ikhtiar ini bisa berjalan lancar. Kami ingin memastikan tidak ada warga Jember yang kesulitan mendapat pelayanan kesehatan,” tutup Fawait optimis. [geh.gat]