30.2 C
Sidoarjo
Tuesday, June 24, 2025
spot_img

Apakah Games Harus Dihindari?

Oleh:
Zea Zisman Usman
Peneliti Pendidikan, Mahasiswa Doktoral Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia

Games merupakan hal yang paling disukai khalayak umum, baik dari anak-anak maupun orang dewasa. Bahkan games menjadi bagian ajang kejuaran dunia yang kita kenal dengan e-sport. Tak hanya itu, games juga membuka lapangan pekerjaan dan menjadi sebuah perusahaan.

Perusahaan ini tidak hanya bagi pembuat games namun juga untuk pemainnya.

Menurut laporan terbaru, ada sebanyak 3,32 miliar pemain game di dunia. Angka tersebut telah meningkat lebih dari 1 miliar hanya dalam sembilan tahun. Bahkan Indonesia berada di posisi kedua dengan jumlah pemain game yang mencapai angka fantastis yaitu 119 juta pemain (UrbanVibes.id, 2024). Hal ini membuat game menjadi layak diperhitungkan untuk kemajuan bangsa.

Meskipun games sangat menyenangkan, namun masih banyak stigma negatif yang berkembang mengenai games. Tak terkecuali bagi dunia pendidikan. Pada dunia pendidikan, anak-anak harus menghindari bermain games agar bisa fokus belajar. Selain menurunkan konsentrasi, games juga membuat anak-anak menjadi kurang bersosialisasi. Padahal tidak selamanya games itu negatif bagi pendidikan. Games bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran.

Hal ini dikarenakan games mampu meningkatkan motivasi dan memicu minat belajar karena membuat anak-anak menjadi bersenang-senang saat belajar (Lee & Hao, 2015). Bahkan games dalam pembelajaran sudah banyak diteliti dan memberikan banyak dampak pada berbagai disiplin ilmu (Chen et al., 2020). Games dalam pembelajaran biasanya terlihat pada Game-based learning, Digital game-based learning dan Gamifikasi.

Apabila games bisa dimanfaatkan dengan baik dalam pembelajaran, maka stigma negatif dapat dihindari, bahkan mampu menjadi kebalikannya. Awalnya games menurunkan konsentrasi, bisa berubah menjadi meningkatkan konsentrasi.

Berita Terkait :  Mikroplastik Berbahaya dalam Teh, Dosen Uk Petra Menemukan Ancaman Kesehatan Jangka Panjang

Hal ini bisa terjadi karena games menghilangkan rasa bosan dan membuat anak-anak tertantang sehingga mampu menimbulkan konsentrasi dalam belajar. Selain itu, games juga mampu membuat anak sosialisasi dengan cara membuat permainan yang harus dimainkan secara berkelompok. Jadi, untuk menyelesaikan permainan maka anak-anak harus bekerjasama untuk memenangkannya.

Terdapat tiga alasan memanfaatkan games dalam pembelajaran yaitu: (1). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. Games memberikan pengalaman langsung dalam memecahkan masalah kompleks, yang memperkuat keterampilan berpikir kritis siswa (Kiili, 2005). (2). Memotivasi Siswa dalam Belajar.Siswa sering merasa kesulitan dan bosan dalam belajar, sehingga melalui games membuat siswa termotivasi dan terpikat pada pembelajaran. (3). Mendukung Pembelajaran Konseptual. Menurut Gee (2003), games memungkinkan siswa untuk mempraktikkan “learning by doing” yang sangat penting dalam memahami konsep suatu materi pembelajaran.

Berdasarkan informasi di atas, maka games itu tidak perlu dihindari, tetapi seharusnya dimanfaatkan dalam pendidikan. Namun perlu dicatat, apabila ingin memanfaatkan games dalam pembelajaran, maka harus dirancang sebaik mungkin. Jika tidak, maka hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan harapan, bahkan stigma negatif yang berkembang mungkin bisa terjadi. Jadi, games bukan lawan pendidikan, tapi games mampu menjadi bagian pendidikan.

Membuat GamesuUntuk Pembelajaran
Pertama, pahami latar belakang siswa. Sebelum guru membuat games, maka guru harus paham dulu latar belakang siswa. Hal ini bertujuan agar games yang dibuat nanti mampu menarik minat siswa. Selain itu, games yang sesuai dengan latar belakang siswa juga membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Penyebabnya karena games relevan dengan kehidupan siswa, sehingga siswa merasa pembelajaran itu sangat penting bagi dirinya.

Berita Terkait :  Debit Air Bendungan Lahor Susut, Petani Keramba Alami Penurunan Hasil Panen

Kedua, Rumuskan topik pembelajaran. Games harus menyesuaikan topik pembelajaran. Apabila tidak sesuai dengan topik, maka siswa tidak akan memahami materi yang diajarkan. Jadi, sebelum membuat games maka rumuskan dulu topik yang akan diajarkan.

Ketiga, Sesuaikan dengan keadaan. Games yang akan dibuat tentunya harus sesuai dengan keadaan siswa, sekolah maupun guru itu sendiri. Contohnya yaitu misal sekolah berada pada daerah tertinggal, sehingga elektronik susah digunakan. Maka games yang cocok digunakan adalah games konvensional.

Contoh Games yang Digunakan dalam Pembelajaran
Ada banyak games yang telah digunakan dalam pembelajaran, baik itu games konvensional maupun games digital. (1). Bingo. Bingo merupakan permainan dimana siswa mendapatkan kartu bingo dengan jawaban, dan guru menyebutkan soal. Siswa menandai jika jawabannya ada di kartunya. Permainan ini melatih ketelitian dan kecepatan berpikir. (2). Math Blaster! adalah sebuah permainan digital yang yang digunakan untuk mengajarkan keterampilan matematika dasar melalui pendekatan yang interaktif. Math Blaster! biasanya ditujukan untuk anak-anak usia SD hingga SMP. (3). Sudoku, adalah permainan teka-teki angka yang tujuannya adalah untuk mengisikan angka-angka dari 1 sampai 9 ke dalam jaring-jaring 9Ă—9 yang terdiri dari 9 kotak 3Ă—3 tanpa ada angka yang berulang di satu baris, kolom atau kotak. Manfaat sudoku adalah merangsang kecerdasan spasial dan memori kerja. (4). CoolMathGames, adalah sebuah situs web permainan yang menyajikan berbagai games berbasis logika, strategi, matematika, dan keterampilan otak lainnya, yang ditujukan untuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa dalam konteks pembelajaran menyenangkan.

Tantangan serta Risikonya
Keunggulan Games dalam Pembelajaran menurut Anastasiadis et al. (2018) yaitu: Meningkatkan kognitif dan literasi digital; Menumbuhkan sosial-emosional dan mengembangkan soft skill; Meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan dan pemecahan masalah; Meningkatkan kolaborasi dan lingkungan komunikas; Menciptakan lingkungan kompetitif yang positif; Menciptakan harga diri dan otonomi yang tinggi.; Pembelajaran progresif melalui pengalaman.; Menghargai perasaan kemajuan dan pencapaian; Pembelajaran yang didorong oleh umpan balik dan berpusat pada peserta didik. Meskipun games memiliki banyak manfaat dan keunggulan, namun masih ada beberapa tantangan dalam penggunaan games.

Berita Terkait :  Gelar Sosialisasi Hasil Pilkada, KPU Kota Probolinggo Luncurkan Dua Buku Proses - Riset Pilkada 2024

Tantangan penggunaan games dalam pembelajaran adalah: (1). Sulitnya pembuatan games. Untuk membuat games dibutuhkan keterampilan dan kreativitas. Bahkan untuk pembuatan permainan digital dibutuhkan kemampuan IT untuk pembuatannya. Selain itu, dibutuhkan sumber daya seperti waktu dan uang yang lebih dalam pembuatan games. (2). Pengaruh orang tua. Mengingat stigma negatif games yang berkembang di masyarakat, banyak orang tua siswa yang melarang anaknya bermain games. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi guru, apabila memanfaatkan games dalam pembelajaran. Sehingga guru harus mampu mendapatkan dukungan dari orang tua dalam penggunaan games dalam pembelajaran.

Berdasarkan pemaparan di atas, games adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk kemajuan bangsa, salah satunya melalui pendidikan. Melalui games membuat siswa menjadi termotivasi dan membuat pembelajaran menjadi bermakna. Selain itu, games memiliki banyak manfaat, sehingga sangat cocok digunakan dalam pembelajaran. Ada banyak games yang telah digunakan dalam pembelajaran. Tinggal guru memilih games secara bijak yang dapat diterapkan dalam kelas. Jadi dapat disimpulkan bahwa games tidak harus dihindari, akan tetapi harus dimanfaatkan sebaik mungkin.

————– *** —————–

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru