28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Kemasyhuran Majapahit Dinilai Layak Jadi Spirit ‘Tetenger’ Jombang

Pemerhati sejarah Jombang, Arif Yulianto menunjukkan peta lama di mana wilayah di Jombang saat ini pada peta tersebut disebut dengan Tryk Madjapait.

Jombang, Bhirawa.
Kemasyhuran dan kebesaran Kerajaan Majapahit yang wilayah kekuasaannya mencakup Nusantara, dinilai layak menjadi spirit ‘tetenger’ atau penanda Hari Jadi Jombang. Terlebih lagi, di Jombang, banyak peninggalan-peninggalan era Majapahit, baik berupa peninggalan fisik atau benda, hingga peninggalan berupa budaya maupun kesenian.

Hal tersebut seperti diungkapkan oleh pemerhati sejarah di Jombang, Arif Yulianto, Sabtu (16/08).

“Jadi kalau pendapat saya, kalau mau ambil spirit itu ya sekalian yang besar. Ini penting karena untuk ‘tetenger’. Spirit yang besar dapat menjadikan semangat dan kebanggaan,” kata Arif Yulianto.

“Banyak sekali temuan benda-benda bersejarah era Majapahit dari Jombang. Ini menunjukkan bahwa Jombang adalah bagian penting pada masa Majapahit,” ujar Arif Yulianto.

Pria yang akrab disapa Cak Arif itu membeberkan, Jombang memiliki banyak peninggalan bersejarah dari era Majapahit, baik berupa candi maupun yang lainnya.

“Di sisi selatan, ada Candi Rimbi. Kemudian mengarah ke utara, ada Petirtaan Sumberbeji yang disebut diduga dibangun pada era Kadiri, namun digunakan hingga era Majapahit,” kata Cak Arif.

“Banyak sekali temuan-temuan lainnya pada era Majapahit yang ditemukan di Jombang, sebagian bisa kita lihat di museum mini di Disdikbud Jombang,” ungkap dia.

Berita Terkait :  Perbaikan Jalan Gondanglegi-Balekambang, Dishub Kabupaten Malang Siapkan Jalur Alternatif

Cak Arif yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Jombang itu juga menyebutkan tentang patok-patok batu diduga penanda batas wilayah bebas pajak atau batas suci di beberapa daerah di Kesamben, Jombang, yang identik dengan patok batu di Klintirejo, Sooko, Mojokerto yang diduga berasal dari masa Majapahit.

Di Kesamben juga kata Cak Arif, tepatnya di Desa Jatiduwur, terdapat kesenian Wayang Topeng Jatiduwur, yang diduga kuat berasal dari masa Majapahit.

“Bahkan ada yang berpendapat itu adalah bagian dari instrumen Panji, di mana Panji adalah sastra asli Nusantara, sebuah kemandirian bangsa dalam bidang sastra,” ucap Cak Arif.

Lantas Cak Arif juga menyebutkan, di utara Brantas, tepatnya di Dusun Bedander, Desa Sumber Gondang, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, juga terdapat peninggalan benda dan budaya Majapahit.

“Ada benda diduga dorpel pintu rumah Ki Bedander. Ada juga ritual mengelilingi Pager Banon. Semuanya itu terkait Majapahit,” ulas Cak Arif.

“Bedander ini juga diyakini pernah menjadi tempat disembunyikannya Raja Jayanegara oleh Pasukan Bhayangkara pimpinan Gajah Mada saat meletus pemberontakan Ra Kuti,” pungkas Cak Arif.

Untuk diketahui, hingga saat ini Kabupaten Jombang secara resmi masih belum memiliki hari jadi. Pembahasan terkait hal ini pernah dilakukan beberapa tahun silam.

Namun demikian, pada tahun masa pemerintahan Bupati Mundjidah Wahab dan Wakil Bupati Sumrambah, dicetuskan Hari Jadi Pemerintah Kabupaten Jombang yang jatuh pada tanggal 21 Oktober. Hal ini merujuk pada turunnya SK Bupati Jombang pertama, R.A.A Soeroadiningrat V pada 21 Oktober 1910.(rif.hel).

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru