DPRD Surabaya, Bhirawa
Banjir luas yang melanda Surabaya dan Sidoarjo pekan kemarin perlu ditangani secara komprehensif bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah kabupaten dan kota lain , khususnya Surabaya dan Sidoarjo.
Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, Arief Fathoni menyebut penanganan banjir di kota Surabaya dan kabupaten Sidoarjo tidak bisa dipandang sebagai masalah parsial , namun harus komprehensif antara Pemprov Jatim dan Surabaya serat Sidoarjo.
Arif fathoni menyebut sependapat dengan gagasan yang disampaikan oleh Ketua Komisi C DPRD Provinsi Jawa Timur dari Dapil Sidoarjo, Adam Rusydi terkait penanganan banjir yang tidak bisas ecara parsial.
“Bahwa penanganan banjir di Surabaya dan Sidoarjo ini tidak bisa parsial. Kota Surabaya dan Sidoarjo merupakan daerah kantong ketika Jawa Timur dilanda hujan yang cukup deras ditambah dengan air laut pasang,” ujarnya kepada wartawan Jumat (27/12)kemarin.
Untuk itu, ia berharap Pemerintah Provinsi mengundang Bupati Sidoarjo dan Wali Kota Surabaya yang daerahnya dilintasi sungai Berantas untuk berembuk bareng melakukan penanganan banjir secara komprehensif dari hulu ke hilir.
“Sehingga kota Surabaya dan Sidoarjo ini tidak menjadi aliran air terakhir. Tentu itu akan membuat air meluber ke Surabaya dan Sidoarjo,” ungkap Arief Fathoni akrab disapa Toni.
Ia mencontohkan, seperti kejadian pada hari Selasa (24/12) kemarin bahwa intensitas curah hujan sangat tinggi di seluruh wilayah Jawa Timur.
Dengan curah hujan yang tinggi, menurutnya, otomatis air kiriman dari dataran tinggi yang masuk ke sungai Surabaya dan Sidoarjo berbenturan dengan air laut yang sedang pasang.
“Air hujan meluber ke mana- mana membuat genangan atau banjir di kota Surabaya dan Sidoarjo ini tidak segera surut,” beber Toni
Ia menjelaskan, Surabaya sendiri di tahun depan akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,3 triliun untuk penanganan banjir.Tetapi, perbaikan saluran drainase dirasa masih akan kesulitan,
Menurutnya manakala tidak ada penanganan dan koordinasi yang komprehensif dengan daerah-daerah yang letakgeografisnya lebih tinggi dibandingkan dengan Surabaya akan berakibat banjir.
“Makanya kami sependapat gagasan mas Adam Rusydi ini agar Gubenur mengajak rembuk bareng dengan kepala kepala daerah yang daerahnya dilintasi oleh aliran sungai Berantas,” terangnya.
Toni juga menjelaskan bagaimana menata rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan bagaimana menata bozemnya di daerah penyangga dan lain sebagainya.
“Termasuk bagaimana kewajiban penanganan sungai yang merupakanwewenang dari daerah pemerintah provinsi,” papar Thoni.
Ia mencontohkan, salah satunya sungai yang dekat dengan pondok Candra yang merupakan perbatasan antara Surabaya denganSidoarjo.
“Ketika banyak eceng gondok dan aliran hujan deras ditambah air laut pasang tentu akan meluber ke kanan dan ke kir isehingga Surabaya daerah Gununganyar banjir dan Pondok Candra juga banjir,” imbuh Thoni.
Untuk itu, pihaknya kembali berharap, inisiatif pemerintah provinsi diperlukan dalam waktu dekat sehingga ke depan meski cuaca sedang tinggi dan air laut sedang pasang.
“Mudah – mudahan penanganannya bisa lebih cepat untuk membuat air ini surut dan tidak menggenangi rumah warga,” pungkas Toni juga Ketua Partai Golkar Kota Surabaya ini. [dre.gat]