32 C
Sidoarjo
Friday, September 20, 2024
spot_img

Sub Sektor Hortikultura dan Peternakan Turun, NTP Provinsi Jawa Timur Turun 0,40 Persen

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan adalah indikator Nilai Tukar Petani (NTP). NTP Jawa Timur pada bulan Agustus 2024 turun sebesar 0,40 persen dari 112,43 menjadi 111,98.

Hal ini disebabkan karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan lebih dalam dibandingkan penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It turun sebesar 0,43 persen dan Ib turun sebesar 0,03 persen. Hal itu disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jatim, Zukipli.

Jika dilihat perkembangan masing-masing subsektor pada bulan Agustus 2024, ada dua subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan tiga subsektor lainnya mengalami kenaikan. “Subsektor yang mengalami penurunan NTP terdalam yaitu subsektor Hortikultura sebesar 4,98 persen dari 131,95 menjadi 125,38, diikuti subsektor Peternakan sebesar 1,81 persen dari 106,07 menjadi 104,15. Sedangkan subsektor yang mengalami kenaikan NTP tertinggi, ” katanya.

Zulkipli mengatakan, pada Agustus 2024, NTPH (Hortikultura) mengalami penurunan sebesar 4,98 persen. Hal ini terjadi karena It turun sebesar 5,11 persen lebih dalam dibandingkan penurunan Ib sebesar 0,14 persen. Penurunan It pada Agustus 2024 disebabkan oleh turunnya harga secara rata-rata dari kelompok Sayur-sayuran sebesar 6,10 persen yang disumbang oleh komoditas bawang merah, cabai rawit, dan tomat.

Sedangkan Kelompok Buah-Buahan naik sebesar 0,19 persen yang disumbang oleh komoditas mangga, apel, dan semangka. Kelompok Tanaman Obat-Obatan juga naik sebesar 0,39 persen yang disumbang oleh komoditas jahe. Penurunan Ib sebesar 0,14 persen, yaitu dari 120,31 menjadi 120,14 disebabkan turunnya Indeks KRT sebesar 0,13 persen dan Indeks BPPBM turun sebesar 0,16 persen.

Berita Terkait :  Gandeng BPBD, Pemdes Tenggor Gresik Droping Air Bersih

Begitu juga pada Agustus 2024, NTPT (peternakan) turun sebesar 1,81 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 1,59 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,22 persen. Penurunan It pada Agustus 2024 disebabkan oleh turunnya indeks secara rata-rata pada kelompok Ternak Besar sebesar 1,19 persen yang disumbang oleh komoditas sapi potong; kelompok Ternak Kecil turun sebesar 1,47 persen yang disumbang oleh komoditas kambing, dan domba.

Kemudian kelompok Unggas turun sebesar 2,26 persen yang disumbang oleh komoditas ayam ras pedaging dan ayam ras petelur; dan kelompok Hasil-hasil Ternak/Unggas juga turun sebesar 2,03 persen yang disumbang oleh komoditas telur ayam ras dan telur itik/bebek. Naiknya Ib sebesar 0,22 persen dari 120,49 menjadi 120,76 dikarenakan kenaikan Indeks BPPBM sebesar 0,49 persen sedangkan Indeks KRT turun sebesar 0,19 persen.

Lebih lanjut ia menjelaskan, Indeks harga yang diterima petani bulan Agustus 2024 turun 0,43 persen dibandingkan bulan Juli, yaitu dari 136,89 menjadi 136,30. Penurunan indeks ini disebabkan oleh turunnya indeks harga yang diterima petani di dua subsektor pertanian.

Penurunan It terdalam terjadi pada subsektor Hortikultura sebesar 5,11 persen, diikuti subsektor Peternakan sebesar 1,59 persen. Sedangkan kenaikan It tertinggi terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 1,22 persen, diikuti subsektor Perikanan sebesar 1,10 persen. dan subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,82 persen.

Berita Terkait :  Ajukan Tebang Pohon, Warga Diimbau Ganti Dengan Tabebuya

Sepuluh komoditas utama yang memiliki andil terbesar terhadap kenaikan indeks harga yang diterima petani bulan Agustus 2024 adalah jagung, tebu, buncis, tembakau, sapi perah, ketela rambat, ketimun, telur burung puyuh, mangga, dan udang payau. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang memiliki andil terbesar terhadap penurunan indeks harga yang diterima petani adalah bawang merah, sapi potong, cabai rawit, telur ayam ras, gabah, ayam ras pedaging, tomat, kopi, bawang daun, dan kol/kubis.

Dia juga memaparkan, pada bulan Agustus 2024, indeks harga yang dibayar petani turun sebesar 0,03 persen dibandingkan bulan Juli 2024 yaitu dari 121,76 menjadi 121,72. Penurunan indeks ini disebabkan karena turunnya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (KRT) sebesar 0,21 persen dari 124,43 menjadi 124,17 sedangkan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) naik sebesar 0,21 persen dari 118,21 menjadi 118,46.

Sepuluh komoditas utama yang memiliki andil terbesar terhadap kenaikan indeks harga yang dibayar petani adalah jerami, cabai rawit, bensin, ketimun, sigaret kretek mesin (SKM), beras, bawang putih, semangka, minyak goreng, dan jagung pipilan. Sedangkan sepuluh komoditas utama yang memiliki andil terbesar terhadap penurunan indeks harga yang dibayar petani bulan Agustus 2024 adalah bawang merah, tomat sayur, daging ayam ras, telur ayam ras, kacang panjang, jeruk, terung, bibit bawang merah, gula pasir, dan kubis/kol.[rac.ca]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img