32 C
Sidoarjo
Friday, September 20, 2024
spot_img

Pj Ketua Dekranasda Jatim Minta Pengrajin Batik dan Tenun Terus Adaptif

Pemprov Jatim, Bhirawa.
Penjabat (Pj) Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jatim Isye Adhy Karyono meminta para pengrajin batik dan tenun di wilayahnya untuk terus adaptif. Menurutnya adaptif merupakan salah satu cara agar batik dan tenun ini tidak ketinggalan zaman dan begitu saja dilupakan.

“Batik dan tenun itu warisan budaya bangsa Indonesia dan ini jangan sampai terputus di kalangan kita yang sudah tua. Akan tetapi anak-anak muda sekarang itu harus mencintai tapi harus disesuaikan dengan karakteristik anak-anak muda sekarang,” kata Isye saat ditemui usai membuka Roadshow Wastra Batik dan Tenun UKM Jatim di Hotel Grand Swissbell Darmo Surabaya, Jumat (19/7) lalu.

Isye menjelaskan adaptif yang ia maksud adalah menyesuaikan batik dan tenun dengan karakteristik anak-anak muda saat ini tanpa meninggalkan nilai dan kekayaan yang terkandung didalamnya. Ia juga menyebut adaptif bisa diimplementasikan tidak hanya di corak, motif, selera atau warnanya tetapi juga pengelolaan dan manajerial dari industri batik dan tenun itu sendiri.

“Intinya itu namanya tetep batik meskipun motif nya berbeda-beda berubah mengikuti perkembangan zaman tetapi tetep termasuk kategori batik, mungkin para pengrajin sudah tahu apa sih yang termasuk batik, itulah adaptif atau menyesuaikan diri dengan perkembangan,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan adaptif juga harus dibarengi dengan inovasi-inovasi yang terus dibangun oleh para pengrajin. Selain itu kreativitas para pengrajin pun harus terus dikembangkan karena hal tersebut menjadi modal agar batik dan tenun juga diminati oleh banyak kalangan termasuk anak-anak Gen Z.

Berita Terkait :  Kemnaker Imbau Stakeholder Ketenagakerjaan Berinovasi Hapus Praktik Pekerja Anak

“Harus disesuaikan dengan fashionnya anak muda sekarang agar mereka lebih tertarik dan juga lebih mengenal batik dan tentunya lebih mencintai batik, Alhamdulillah kalau mereka mau menggunakan batik sebagai fashion mereka,” terangnya.

Isye sendiri tak menampik bahwa batik dan tenun di Jawa Timur ini sangat kaya dan beragam. Menurutnya setiap kabupaten kota di Jawa Timur memiliki ciri khas motif masing-masing yang menggambarkan kearifan budaya lokal setempat.

“Semua kabupaten kota sudah punya motif batik sendiri dan masing-masing kabupaten kota memiliki lebih dari satu motif ciri khasnya masing-masing dan tentu memiliki filosofi atau makna masing-masing yang disesuaikan dengan wilayahnya,” tuturnya.

Oleh sebab itu Isye mengatakan bahwa acara Roadshow Wastra Batik dan Tenun UKM Jatim yang bertajuk Jamanika Resti Wastra Jawi Wetan ini diselenggarakan khusus untuk pengrajin batik dan tenun. Tujuannya untuk memberikan pembinaan bagi pengrajin batik dan tenun di Jawa Timur dan menjaga agar salah satu kekayaan Jatim ini tetap bisa berkembang di era sekarang ini. “Kita harus menjaga nilai-nilai warisan budaya kita,” tegasnya.

Selain itu, Isye juga menyampaikan bahwa generasi muda di Jawa Timur juga sudah diarahkan dan dikenalkan dengan budaya dan warisan bangsa ini. Ia mengungkapkan banyak anak SMA SMK yang sudah bisa membatik, mulai dari proses mencanting, pewarnaan hingga memamerkan hasil karya batiknya.

Berita Terkait :  KPU Surabaya Buka Pendaftaran Pasangan Bakal Calon 27-29 Agustus

“Sudah lihai dan itu bisa dipamerkan hasilnya, ini loh hasil karya anak-anak SMA SMK kita, karena anak-anak muda seperti mereka lebih kreatif, lebih banyak browsing, lebih terbuka dengan dunia luar, apa-apa yang masuk menjadi inspirasi dan menumbuhkan kreativita anak-anak itu sendiri,” tutupnya. [tam.iib]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img