Pendomor kegiatan sosial kelas dunia, Bill Gates, sedang mengembangkan vaksin TBC di Indonesia. Ujicoba level 3 (ke-mujarab-an), melibatkan WHO, Kementerian Kesehatan, dan beberapa kampus Kedokteran nasional. Tak lama, vaksin TBC (Tuberculosis) bisa diproduksi BUMN di dalam negeri. Indonesia hingg kini masih menempati posisi tertinggi kedua (setelah India) dalam kasus TBC. Setiap tahun ditemukan lebih dari satu juta kasus, dengan angka kematian sekitar 125 ribu.
Gates Foundation (milik Bill Gates) sudah memulai pengembangan vaksin di Indonesia, tahap uji klinis fase 3. Melibatkan lebih drai 2 ribu relawan. Jenis vaksin yang dikembangkan melalui metode protein imunogenik, yang berasal dari mycobacterium tuberculosis. Diberi nama M72, di dalamnya terdapat AS01E (zat untuk meningkatkan khasiat). Tambahan zat adjuvan, biasa digunakan dalam vaksin Shingrix GSK. Juga dalam vaksin malaria yang baru Pabrik GSK (gabungan Glaxo Wellcome dan Smith Kline Beecham) menjadi industri farmasi kelas dunia.
Walau GSK sudah memiliki pabrik di kawasan industri Pulogadung (Jakarta) sejak 50 tahun lalu, namun tetap tidak mudah meyakinkan masyarakat. Bahkan setelah dirilis oleh Bill Gates, serta-merta muncul lagi isyu yang berkait dengan produksi vaksin. Seperti dulu isyu CoViD-19, vaksin-nya dipergunjingkan mengandung “chips” untuk merekam kondisi tubuh masyarakat Indonesia. Isyu ditebar sebagai hoax. Namun vaksinasi CoViD-19 sukses besar, sampai booster kedua. Indonesia menjadi salahsatu pengguna terbaik dunia.
Isyu saat ini, bahwa rakyat Indonesia dijadikan kelinci percobaan oleh Bill Gates, berkait penyakit TBC. Lebih lagi Bill Gates (sebagai pemilik microsoft), sudah dikenal sebagai “raja chips” di dunia. Riuh di media sosial. Sampai muncul “saran,” yang menyatakan, “Saran saya yang di vaksin Bapak Presiden, Wapres, Menteri, DPR, dan semua anggota bawahan. Nanti kalo aman baru ke rakyat Indonesia.”
Ujicoba vaksin milik Bill Gates menjadi pergunjingan ramai di media sosial. Juga di media main stream (televisi). Walau kelak, jika sudah jadi dan memperoleh izin BPOM (kira-kira tahun 2028), akan di-gratis-kan sebagai program pemerintah RI. Saat ini angka kematian akibat TBC di Indonesia masih sangat tinggi. Jumlahnya sekitar 125 ribu se-tahun. Setiap jam bagai terdapat penderita TBC yang meninggal.
Pemerintah memiliki program “Eliminasi TBC Indonesia tahun 2030.” Sudah diterbitkan pula Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2021 Tentang Penaggulangan Tuberkulosis. Target utama Perpres, bisa menurunkan indeks penyintas TBC menjadi 65 per-100.000 penduduk. Di Indonesia, memiliki prevalensi TBC tergolong sangat tinggi. Estimasi kasus temuan TBC baru sebanyak 1.060.000 per-tahun. Lebih lagi berdasar data pasien, penyintas TBC tergolong usia produktif (15-54 tahun).
Penyintas TBC sering menerima dampak pengucilan sosial. Disebabkan TBC tergolong penyakit menular. Seringkali menyintas mengurung diri karena malu. Bahkan isa berujung kehilangan pekerjaan. Pada pelajar sering memilih putus sekolah. Dengan tanda-tanda yang mudah dikenali (berupa batuk kronis, dan mudah lelah), penyintas dapat berobat pada awal gejala. Sehingga bisa lebih cepat disembuhkan.
Bill Gates akan menyokong bidang Kesehatan di Indonesia, sebesar US$ 119 juta (sekitar Rp 1,97 trilyun). Termasuk untuk uji coba vaksin. Selama beberapa dekade pemerintah memproduksi obat anti tuberculosis (OAT). Bahkan TBC yang tergologn resistenobat (TBC-RO) juga bisa diobati. Serta terdapat inovasi pengobatan TBC-RO menjadi lebih singkat. Indonesia memperoleh penghargaan internasional, karena pengobatan berdurasi enam bulan. Indonesia menjadi negara pertama dengan beban TBC tertinggi yang menyediakan pengobatan TBC secara cepat dan dan tepat.
——— 000 ———
