Tulungagung, Bhirawa
Ini bukan Wonosobo, tetapi Tulungagung. Puluhan balon udara raksasa warna warni terlihat menghiasi langit Desa Notorejo Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, Minggu (8/6) kemarin.
Balon-balon udara raksasa tanpa awak yang ditambatkan itu menghadirkan pemandangan yang spektakuler. Utamanya, di Lapangan Desa Notorejo yang menjadi lokasi Bhayangkara Tulungagung Balloon Festival 2025.
Sekitar 10 ribu penonton menyaksikan festival balon udara raksasa yang pertama kalinya diselenggarakan di Tulungagung tersebut. Saking antusiasnya, mereka terlihat menyemut di sekitar lokasi yang mengahdirkan latar pemandangan pegunungan ala Wonosobo.
Staf Khusus Menteri UMKM, Hasby Muhammad Zamri, yang hadir di lokasi acara takjub dengan festival balon udara yang menyedot puluhan ribu penonton dan sekaligus menggerakkan UMKM lokal.
“Event ini sangat positif. Menggerakkan UMKM. Bikin guyup rukun dan kehidupan di Tulungagung menjadi nyaman,” ujarnya.
Ia berharap acara yang diinisiasi Polres Tulungagung itu dapat menjadi event tahunan di Tulungagung dan mendapat dukungan dari semua pihak, terutama dari Pemkab Tulungagung.
“Ketika nanti orang berbicara tentang balon udara, festival balon itu Tulungagung. Tulungagung yang di depan. Nanti kita dari pusat juga suport. Ini juga menjadi multiplier efek yang besar bagi masyarakat. Lihat saja, gila yang datang,” paparnya kagum.
Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, mengungkapkan jumlah balon udara raksasa yang berpartisipasi di festival balon udara Tulungagung mencapai 39 balon. Dan 18 balon di antaranya merupakan peserta dari lokal Tulungagung.
“Peserta lokal ada 19, termasuk satu dari Trenggalek. Jadi 18 peserta dari Tulungagung serta ditambah 20 balon dari Wonosobo, sehingga total 39 peserta,” ujarnya.
Kapolres Taat yang berasal dari Kabupaten Temanggung ini juga menyebut jika UMKM yang berpartisipasi di festival balon udara yang semula hanya 30 UMKM kemudian berkembang menjadi 250 UMKM. “Prediksi penonton yang semula hanya seribu atau dua ribu, malah membengkak menjadi sekitar 10 ribu penonton,” katanya.
Sebelumnya, Kapolres Taat menyebut penyelenggaraan festival balon udara akibat keprihatinan tradisi atau kebiasaan masyarakat menerbangkan balon udara. Kegiatan ini mengganggu penerbangan dan merusak jaringan listrik. Bahkan belakangan balon udara yang dipasangi petasan tidak hanya membakar dan merusak rumah warga, tetapi juga mencederai warga.
“Sekarang kami beri fasilitas. Teman-teman, masyarakat yang punya hobi bikin balon. Silakan bikin balon sebagus bagusnya, tapi kemudian diikat jadi bisa memberi manfaat bagi masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo, yang hadir bersama Forkopimda Tulungagung memuji acara festival balon udara yang dikatakan sangat luar biasa. Ia pun menyatakan Pemkab Tulungagung mendukung acara tersebut.
“Tahun depan semoga kegiatan ini dapat diselenggarakan lebih baik lagi. Ini juga merupakan bentuk sinergitasForkopimda di Tulungagung,” pungkasnya. [wed.gat]