Jombang, Bhirawa.
Dinamika pemilihan kepala daerah (Pilkada) Jombang 2024 terus berjalan. Saat bertemu kawula muda Jombang, pasangan calon (paslon) nomor urut 1, Mundjidah – Sumrambah (MuRah) bicara tentang penyediaan lapangan kerja, dan paslon nomor urut 2, Warsubi – Salman (WarSa) membahas UMKM naik kelas. Dalam pertemuan dengan muda mudi, pasangan calon (Paslon) nomor urut 1, Mundjidah – Sumrambah bertekad menyediakan ribuan lapangan kerja.
Hal ini karena, pada program kerja kali ini, pasangan Mundjidah – Sumrambah tertuang dukungan atau fasilitasi terhadap keberadaan dan eksistensi konten kreator, penyediaan lapangan kerja, hingga soal perizinan konser dan maraknya aksi gangster.
“Ada potensi pengangguran terbuka di Kabupaten Jombang. Jumlah pengangguran terbuka, diperkirakan mencapai lebih dari 35 ribu dalam beberapa tahun ke depan,” kata calon wakil bupati Jombang nomor urut 1, Sumrambah, Selasa (12/11).
Sumrambah menyebutkan, jumlah tersebut termasuk jumlah yang lumayan banyak, sehingga diperlukan upaya strategis dan konkrit untuk menangani potensi pengangguran terbuka tersebut. “Untuk itu kami pasangan Mundjidah – Sumrambah mengusung beberapa program prioritas dan unggulan,” ujar Sumrambah. “Salah satunya program penyediaan atau mempersiapkan 80 ribu lapangan kerja,” tandas Sumrambah.
Sumrambah mengatakan, penyediaan 80 ribu lapangan kerja bagi kalangan anak-anak muda merupakan program yang realistis bisa diwujudkan, mengingat adanya potensi di Kabupaten Jombang yang bisa dioptimalkan. “Kita punya zonasi wilayah. Yaitu zonasi Mojoagung dan Mojowarno, zonasi Perak dan Bandar Kedungmulyo, dan zonasi utara Brantas,” tutur Sumrambah.
“Wilayah Mojoagung dan Mojowarno, zonasi untuk industri padat karya. Demikian juga dengan Bandar Kedungmulyo dan Perak. Sedangkan untuk industri di wilayah utara sungai Brantas lebih ke arah industri berat,” bebernya.
Dia menegaskan, pasangan Mundjidah – Sumrambah, dalam kepemimpinannya 5 tahun kedepan bakal fokus pada penuntasan pembangunan kawasan industri di utara sungai Brantas yang telah dimulai pada periode 2018 – 2023 yang lalu.
Sumrambah menjelaskan, selain penetapan zona kawasan industri, jembatan Ploso sebagai infrastruktur pendukung berkembangnya kawasan industri juga telah selesai di bangun.
Dan jika kawasan industri di wilayah utara sungai Brantas bisa diwujudkan dalam beberapa tahun ke depan, maka potensi pengangguran terbuka yang angkanya mencapai lebih dari 30 ribu, akan bisa tertangani. “Kita lagi menyiapkan kawasan industri besar di wilayah utara sungai Brantas,” ungkapnya. “Berdasarkan hitungan kami, ketika kawasan industri itu bisa terwujud, maka paling tidak bisa menampung 60 ribu tenaga kerja,” tandasnya lagi.
Sementara itu, calon bupati Jombang nomor urut 2, Warsubi saat bertemu komunitas Kita WarSa membahas seputar UMKM naik kelas ketika menghadiri undangan komunitas Kita WarSa di warung kopi Langgano, Mojoagung, Jombang. Saat mendapatkan masukan agar mengkaji pajak untuk pengusaha kecil, Warsubi menanggapi dengan positif.
Dia mengatakan, pajak adalah sumber terbesar negara untuk mengelola negeri ini, sehingga besaran pajaknya memang cukup tinggi. “Nanti bisa dikaji kembali. Pasti nanti akan disesuaikan skala usahanya. ‘Nggak’ mungkin kalau warung kopi kecil ditarik pajak skala besar. Pasti itu akan disesuaikan,” tutur Warsubi.
Saat itu Warsubi juga berkesempatan melihat proses roasting kopi asli Wonosalam, Jombang. Warsubi mengatakan, kopi Arabica yang memiliki rasa asam tapi justru itu menunjukkan kualitas kopi yang lebih baik.
Di Wonosalam, penanaman Arabica mencapai 117 hektar. Jumlahnya lebih sedikit dibanding kopi Robusta yang mencapai 1.176 hektar dan kopi Excelsa 668 hektar. “Arabica ini memang enak. Kopi Arabica memiliki rasa yang halus, kompleks, dan kaya, dengan aroma yang floral. Saya suka,” ujar Warsubi. “Tapi karena Jombang ini bukan dataran tinggi, dan Arabica hidupnya bagus jika di dataran tinggi, maka terbatas jumlahnya, yang dikembangkan di sini,” jelas Warsubi.[rif.ca]