Kota Malang, Bhirawa
Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Bakorwil III Malang pada, Kamis (10/4) kemarin. Kunker itu, untuk memastikan kesiapan Malang Raya sebagai tuan rumah dalam event olahraga besar yang akan segera digelar.
Kunker yang di awali dengan Rapat koordinasi (rakor) melibatkan berbagai pihak strategis, seperti Dispora Kabupaten/Kota Malang, Kota Batu, Dispora Provinsi Jatim, KONI Jatim, dan Bappeda Provinsi.
Ketua Komisi E, Untari Bisowarno dalam pemaparannya, menyatakan bahwa secara umum, persiapan tiga daerah di Malang Raya telah mencapai lebih dari 90 persen. “Koordinasi tinggal sedikit. Beberapa hal seperti rincian anggaran, rekayasa lalu lintas, sektor ekonomi kreatif, dan promosi menjadi perhatian. Bulan depan akan kami pastikan kembali, apakah perlu memanggil KONI ke Komisi E atau kami turun langsung,” tegas Untari.
Komisi E memberikan catatan tegas terkait integritas wasit dan juri. “Ini murni olahraga, murni prestasi. Tidak boleh ada KKN, tidak boleh ada titipan. Kalau ada saudara bertanding, jangan sampai karena hubungan itu jadi menang. Tidak boleh,” tegas Untari.
Pihaknya menekankan pentingnya menjunjung tinggi sportivitas demi membentuk karakter kesatria para atlet. Komisi E juga membahas penetapan venue. Ada cabang olahraga yang ditawarkan oleh dua daerah, seperti voli pantai oleh Kota dan Kabupaten Malang. Untari meminta agar segera dilakukan koordinasi teknis untuk penetapan venue secara final.
Sementara itu, jumlah cabang olahraga yang akan dipertandingkan masih dalam tahap finalisasi, dengan kisaran antara 65 hingga 86 cabor. “Yang sudah dikomunikasikan baru 62. Maka masih perlu informasi tambahan dan keputusan final segera,” katanya.
Untari juga menandaskan pentingnya sirkulasi ekonomi dalam event ini. “Ini harus bisa memacu tumbuhnya UMKM. Teman-teman pelaku usaha harus bersiap, dari penyedia makanan hingga suvenir. Ini momentum,” ujarnya.
Dalam rapat itu juga terungkap data anggaran yang dialokasikan oleh masing-masing daerah. Kota Malang tercatat menganggarkan hingga Rp76 miliar, Kabupaten Malang sekitar Rp19 miliar, dan Kota Batu Rp7,5 miliar.
Komisi E menegaskan bahwa transparansi anggaran menjadi perhatian serius. “Anggaran harus jelas, rinci, mulai dari pembukaan, pelaksanaan, hingga penutupan. Jangan sampai ada hal yang tidak tepat,” katanya.
Selain teknis pelaksanaan, promosi juga menjadi perhatian Komisi E. Untari menyarankan agar promosi dilakukan menyeluruh hingga tingkat desa dan RT/RW. “Masyarakat harus tahu dan terlibat. Acara ini bukan hanya untuk atlet dan ofisial, tapi juga untuk warga sekitar,” katanya.
Menutup arahannya, Untari menyampaikan pesan menyentuh kepada seluruh warga Malang Raya. “Mari kita bangun olahraga berprestasi dengan karakter yang tepat. Tidak boleh ada jiwa pecundang dalam olahraga. Medali emas, perak, dan perunggu harus didapat dengan keringat, bukan karena titipan. Dan yang lebih penting, berikan bonus sebelum keringat para atlet kering,”pungkasnya. [mut.wwn]