DPRD Jatim, Bhirawa
Komisi B DPRD Jatim meminta Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memperketat pengawasan terhadap hutan guna mencegah terjadinya penebangan liar.
Hal ini diungkapkan oleh anggota Komisi B DPRD Jatim, Hidayat, yang mengaku di dapilnya, khususnya Mojokerto Selatan, terdapat hutan gundul akibat penebangan liar.
“Faktanya di wilayah dapil Mojokerto terutama di selatan hutan gundul akibat penebangan liar. Hal ini mengakibatkan terjadi banjir hebat,” ujar Hidayat usai melakukan kunjungan kerja di kantor Cabang Kehutanan Wilayah Nganjuk, Wilayah Kerja Mojokerto Dinas Kehutanan Jatim, Selasa (23/7) kemarin.
Politisi asal Partai Gerindra, berharap Pemda melakukan pengawasan ketat dan memberikan tindakan hukum kepada pelaku penebangan liar.
Dia juga mendorong pemerintah untuk giat menanam kembali tanaman di area hutan yang gundul, seperti pohon beringin yang penting untuk pengamanan sumber air.
“Kita juga mendorong masyarakat yang diberi hak kelola PS agar tidak merusak lingkungan. Karena ketika diberi wilayah tidak bisa dikontrol, maka harus tetap diawasi. Kita harus menjaga lingkungan agar tidak terjadi banjir di daerah masing-masing,” pintanya.
Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah Nganjuk, Wardoyo, mengungkapkan bahwa kawasan hutan di lingkup instansinya meliputi hutan produksi seluas 76.765 Ha, hutan lindung 13.465 Ha, dan kawasan konservasi 14.277 Ha.
CDK wilayah Nganjuk juga memiliki Kawasan Hutan Dengan Pengelolaan Khusus – Perhutanan Sosial (KHDPK-PS) yang terbagi dalam tiga daerah, yaitu Jombang (5.150 Ha), Nganjuk (9.673 Ha), dan Mojokerto (2.582 Ha).
Untuk mencegah banjir akibat hutan gundul, Wardoyo menegaskan pentingnya penanaman kembali.
“Tiap tahun melakukan penanaman cuma tidak kelihatan. Sebenarnya sudah melakukan reboisasi. Kita bersama perhutani melakukan pendampingan kepada masyarakat agar hutan tetap terjaga,” ucapnya.
Wardoyo juga menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi ke Kabupaten Mojokerto, mencakup 39 desa dari 41 desa. CDK wilayah Nganjuk juga memberikan bantuan bibit dan tanaman buah kepada masyarakat sekitar hutan yang memiliki lahan kosong.
“Kita upayakan beri bantuan bibit, kayu, dan tanaman buah. Kalau tanaman buah tidak dipotong kayunya tapi diambil manfaatnya,” pungkasnya.
Manfaatkan Teknologi Informasi untuk Pantau Aktivitas Penyuluhan Kehutanan
Di era sekarang, dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam mengakses data dan informasi, CDK Wilayah Nganjuk menginisiasi pengembangan aplikasi berbasis web bernama SI-GALUH (Sistem Informasi Kegiatan Penyuluh Kehutanan) yang dapat dijalankan di berbagai platform, seperti desktop, laptop, tablet, dan perangkat seluler.
Kepala Seksi Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat CDK Wilayah Nganjuk, Agung Prasetija, menyebutkan pengembangan SI-GALUH merupakan upaya CDK Wilayah Nganjuk untuk dapat menyajikan data informasi kegiatan Penyuluh Kehutanan sehingga dapat secara efektif dan efisien mendukung tugas pokok dan fungsi Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Nganjuk berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 48 Tahun 2018 tentang Nomenklatur, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur.
“Aplikasi ini kami buat untuk mempermudah pelaporan kinerja penyuluh kehutanan sekaligus meyediakan database untuk kepentingan dalam mempertimbangkan kebijakan lebih lanjut. Karena sifatnya yang real time, dapat mempercepat dalam penyelesaian permasalahan yang terjadi di lapangan. Pimpinan unit kerja dapat melakukan intervensi kebijakan manakala terdapat permasalahan yang disampaikan oleh penyuluh kehutanan.” ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Koordinator Penyuluh Kehutanan CDK Wilayah Nganjuk, Dhedhi Irawanto, bahwa SI-GALUH berperan penting dalam meningkatkan kinerja penyuluhan kehutanan di lapangan. Dengan aplikasi SI-GALUH, ketersediaan data dan informasi kegiatan penyuluh kehutanan dapat tersaji secara efektif dan efisien. SI-GALUH juga berfungsi sebagai media untuk menyimpan dan mendokumentasikan kinerja harian penyuluh kehutanan secara online.
“Tidak ada lagi penyampaian laporan menggunakan kertas (paperless) dan informasi yang dihimpun dari lapangan tersimpan rapi di dalam aplikasi sehingga tidak lagi terjadi resiko kehilangan dan kerusakan dokumen laporan.” tegasnya.
Kepala CDK Wilayah Nganjuk, Wardoyo, menyampaikan apresiasi atas inovasi yang telah dibuat untuk mendukung kinerja penyuluh kehutanan di unit kerja yang dipimpinnya dan berharap dapat memberikan inspirasi bagi unit kerja lain untuk menerapkan hal serupa.
“Dengan cakupan wilayah yang begitu luas, kami berharap SI-GALUH dapat menjadi sebuah inovasi yang tepat dalam mendukung kami selaku pimpinan unit kerja untuk mengetahui dan memantau perkembangan dinamika kegiatan penyuluhan kehutanan di tiap-tiap wilayah kerja, sehingga setiap permasalahan yang terjadi dapat dirumuskan solusinya dengan tepat.” pungkasnya. (geh,dro.hel).