Bupati Jember, Muhammad Fawait.
Pemkab Jember, Bhirawa.
Ada yang berbeda dari gaya kepemimpinan Bupati Jember, Muhammad Fawait. Sejak dilantik, pria yang akrab disapa Gus Fawait ini langsung tancap gas dengan program-program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat.
Tak hanya duduk di balik meja kantor, ia memilih mendatangi warganya hingga ke pelosok desa.
Lewat program terbarunya bertajuk “Bunga Desaku” alias Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan, Gus Fawait menunjukkan komitmennya untuk hadir di tengah rakyat.
Bahkan, ia siap menginap di kantor kelurahan atau balai desa dengan membawa tenda sendiri.
“Kami tidak ingin merepotkan pemerintahan desa ataupun masyarakat setempat. Kami membawa tenda sendiri, ngantor langsung di lapangan, dan menginap di sana,” ujar Gus Fawait saat dikonfirmasi Bhirawa, Selasa (22/4).
Program ini bukan sekadar simbolik. Bupati dan timnya turun langsung meninjau berbagai pelayanan publik, fasilitas kesehatan, hingga kondisi infrastruktur seperti jalan dan irigasi pertanian. Dari pegunungan, pinggir kebun, hingga pesisir pantai, semua akan didatangi.
“Dengan begini, masyarakat bisa bertemu langsung dengan bupatinya. Kami ingin mendengar keluhan, melihat langsung kondisi di lapangan, dan menerima masukan tanpa sekat,” lanjutnya.
Sebelumnya, Bupati juga sudah membuka saluran pengaduan bernama Wadul Gus’e, yang memungkinkan masyarakat menyampaikan keluhan pelayanan publik lewat WhatsApp ke nomor 0811-3111-108. Tapi menurutnya, komunikasi digital saja tidak cukup.
“Tidak semua warga bisa akses WhatsApp dengan mudah. Karena itu, kami hadir langsung ke desa-desa. Kami yakin, dari interaksi langsung inilah akan muncul banyak masukan berharga demi kemajuan Jember,” tegasnya.
Lewat Bunga Desaku, Gus Fawait ingin memastikan bahwa pembangunan di Jember tidak hanya berpusat di kota. Desa-desa yang selama ini terpinggirkan, kini jadi prioritas.
“Ini bukan soal pencitraan, ini soal kehadiran. Karena pemimpin yang baik adalah yang tahu betul denyut nadi warganya,” tutupnya. (geh.hel)