30.2 C
Sidoarjo
Tuesday, June 24, 2025
spot_img

‘Dari Mbatu Untuk Nusantara’ Jadi Penyemangat Sejahterakan Petani Kota Batu


Kota Batu, Bhirawa
Pemerintah Kota (Pemkot) Batu melakukan survei pasar dan pemetaan pembeli potensial di Kalimantan Timur sebagai bagian dari langkah business intelligence.

Untuk itu pemkot membentuk Tim Khusus (Timsus) yang dipimpin langsung Kepala Diskumperindag Kota Batu, Aries Setiawan SStp. Hasilnya, Kota Batu kini telah membuat transaksi perdagangan hasil pertanian sebesar Rp20 miliar dengan Pemerintah Kota Balikpapan.

Aries Setiawan menyatakan bahwa Wali Kota Batu, Nurochman telah mengarahkan adanya peningkatan ekonomi masyarakat khususnya petani dan Koperasi SAE (CooSAE). Karena CooSAE sebagai salah satu koperasi multi pihak yang menjadi ujung tombak perekonomian masyarakat Kota Batu.

“Dan dengan semangat ‘Dari Mbatu untuk Nusantara’ kita berupaya mendorong kesejahteraan para petani di Kota Batu dengan memperluas pasar produk pertanian dari kota ini yang dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Aries, Selasa (13/5).

Ia menjelaskan peran dan capaian Pemkot Batu dalam kegiatan Misi Dagang yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur di Balikpapan merupakan capaian yang membanggakan. Tercatat nilai transaksi Kota Batu mencapai Rp20 milyar melalui kontrak kerja sama antara Koperasi CooSAE dengan Koperasi Produsen Taruna Bina Mandiri, Kutai Timur.

“Kerja sama ini mencakup pengiriman 288 ton komoditas unggulan seperti kentang, wortel, brokoli, apel, jeruk, dan lainnya,” jelas Aries

Sementara, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan KP) Kota Batu membuat cluster-cluster di setiap desa Kota Batu agar berbagai jenis tanaman bisa tumbuh subur. Di antaranya, cluster di Desa Sumberbrantas yang cocok ditanami sayuran jenis sawi, gobis, wortel, kentang, dan juga tanaman organik lain seperti strawberry.

Berita Terkait :  Hindari Hoaks di Musim Pilkada, Mas Pj Ajak Masyarakat Manfaatkan Klinik Hoaks

Kemudian di Desa Bulukerto dibuat cluster tanaman kopi. Sedangkan cluster di Desa Tulungrejo sangat cocok untuk pertanian apel. “Bahkan di desa Tulungrejo ini menjadi salah satu daerah di Indonesia dengan pertanian apel terluas,” ujar Heru Yulianto, Kepala Distan KP Kota Batu.

Ia menambahkan beberapa cluster pertanian juga telah dibuat di desa lainnya. Yaitu, Desa Gunungsari dan Desa Sidomulyo sebagai cluster pertanian bunga, Desa Punten sebagai cluster pertanian jeruk, Desa Torongrejo cluster pertanian bawang merah, dan Desa Pendem cluster pertanian beras.

“Tak ketinggalan Desa Dadaprejo menjadi cluster pertanian anggrek dan sayur organik,” tambah Heru. Dan semua cluster ini menjadi potensi besar bagi Kota Batu untuk pengembangan pertanian yang berkelanjutan.

Potensi besar ini juga didukung sumber daya alam yang memadai berupa sumber mata air yang melimpah yang disalurkan ke banyak sungai. Hal ini menjadi penjamin dalam menjaga kelembaban tanah dan ketersediaan air pertanian di musim kemarau.

Dengan potensi dan kondisi alam yang ada, Pemkot Batu siap secara konsisten mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan menerapkan teknik-teknik pertanian ramah lingkungan, termasuk pertanian organik dan agroforestry. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah, mengurangi penggunaan pestisida kimia, dan meningkatkan keberagaman tanaman yang dibudidayakan. [nas.gat]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru