Kedaulatan negara tidak boleh diabaikan di seantero Indonesia, termasuk di Morowali, Sulawesi Tengah. Mengejar target investasi (dan pertumbuhan ekonomi) tidak boleh mengendurkan kehadiran (pengawasan) negara. Lebih lagi, target investasi tidak tercapai, tetapi kedaulatan bagai tergadai. Berbagai pelanggaran terjadi di Morowali. Terutama catatan ekspor hilirisasi Nikel ke China dilaporkan sangat kecil (10%) dari realita. Selain kisruh Bandara, kawasan IMIP (Indonesia Morowali Industrial Park) juga patut diperiksa seksama.
Bandara (swasta) di Morowali, Sulawesi Tengah milik IMIP, disorot Menhan Sjafrie Sjamsoeddin, bersamaan menghadiri Latihan Terintegrasi 2025 TNI dan instansi lain di Morowali. Menhan menerima banyak informasi, termasuk bandara tanpa kehadiran negara. dianggap sebagai anomali yang dapat memunculkan kerawanan kedaulatan ekonomi Indonesia. Bahkan situs resmi Kementerian Pertahanan mencatat bandara IMIP berada di dekat jalur laut strategis. Yakni Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI II dan III).
Maka dilakukan peninjauan seksama dalam kapasitasnya sebagai Ketua Harian Dewan Pertahanan Nasional, dan Pengawas Tim Penertiban Kawasan Hutan. Menhan menduga terdapat “anomali” regulasi yang bisa menciptakan celah kerawanan terhadap ekonomi nasional. Tidak terdapat perwakilan (kantor) Bea Cukai, dan kantor Imigrasi di Morowali. Wajar Menhan juga mengusulkan perlunya deregulasi serta langkah penguatan di titik lokasi strategis Indonesia.
Tidak ingin “kecolongan” lebih dalam, Kementerian Pertahanan serta-merta mengerahkan pasukan elite TNI Angkatan Udara (AU). Konon Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, juga akan menempatkan aparat Bea Cukai. Serta menyusul ditempatkan pula aparat Kementerian Imigrasi. Namun sebenarnya, bandara IMIP bukan “bodong.” Melainkan memiliki izin resmi ke-bandara-an. Begitu pula kawasan IMIP sebagai zona ekonomi.
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, mengakui (saat itu) sebagai Menko Investasi, meng-inisiasi kawasan IMIP di Morowali, Sulawesi Tengah. Tujuannya, mengejar investasi khusus hilorisasi. Setelah memperoleh izin Presiden Jokowi, Luhut menemui Perdana Menteri China, Li Qiang. Lalu disanggupi investasi sebesar US$20 milyar. Konon, memang hanya China yang bersedia ber-investasi. Khususnya setelah stop kebijakan ekspor nikel ore (bahan mentah). Tetapi tidak sembarang komoditas. Melainkan memilih hilirisasi produk Nikel.
Sehingga industri kecil dan menengah di China tumbuh pesat, karena memperoleh pasokan rutin dari Indonesia. Terutama industri kecil dan menengah seperti spare-part berbahan baja tahan karat (stainless steel), pembuatan koin. Juga industri skala besar, pabrik baterai (kendaraan listrik). Serta berbagai industri electro-plating (pelapisan). Ironisnya, pencatatan ekspor nikel matte, dan fero-nikel yang diekspor ke China, yang dicatat hanya 10%. Baru diketahui setelah Presiden Prabowo membeli data dari luar negeri.
IMIP Morowali, merupakan pusat investasi Nikel RRC. Dipimpin perusahaan besar nikel, Tsingshan Holding Groupo Company Limited. Serta perusahaan kembaran (satu holding), PT Gunbuster Nickel Industry. Konon terbesar di dunia. Investasinya sebesar US$ 6 milyar (dahulu dijanjikan sebesar US$ 20). Dilengkapi operasional bandara. Kementerian Perhubungan memastikan telah diterbitkan izin operasional, berdasar KM Nomor 38 tahun 2025, per-8 Agustus 2025. Tetapi penerbangan internasional telah dicabut per-13 Oktober 2025.
Problem di IMIP, adalah, banyaknya tenaga kerja asing (dari China), sampai menjadi isu dalam Pilpres 2019, dan 2024. Tetapi pemerintah selalu menunjukkan jumlah TKA di IMIP tak lebih dari 10%. Namun masih terdapat problem kawsan IMIP, sebagai zona smelter nikel. Beberapa kali mengalami kebakaran (dan ledakan) yang merenggut korban jiwa. Seperti terjadi pada jelang Natal 2023, tercatat korban jiwa sebanyak 21 orang (termasuk 8 TKA China). Berarti patut diawasi seksama.
——— 000 ———