Kab Pasuruan, Bhirawa
Mahalnya harga sapi hingga ketersediaan pasokan yang semakin sulit, membuat Paguyuban Pedagang Daging Sapi di Pasuruan Raya sepakat menaikkan harga jual daging sapi.
Ketua Paguyuban Pedagang Daging Sapi Pasuruan, Habibi menyatakan kondisi itu hampir satu tahun para jagal dan pedagang sapi mengalami kesulitan untuk mendapatkan sapi potong di berbagai daerah.
Bahkan, yang lebih ironi adalah harga sapi saat ini semakin tinggi. Sehingga, para jagal mengalami kerugian Rp1 juta sampai Rp3 juta per ekor.
Dasar itulah, membuat Paguyuban Pedagang Daging Sapi di Pasuruan Raya sepakat mengambil sikap dengan menaikkan harga daging sapi per kilogram.
Ada kenaikan, Rp5.000 per kilogram dari Rp 110.000 per kilogram menjadi Rp115.000 per kilogram. Untuk ecer Rp120.000 per kilogram.
“Pengambilan sikap dan keputusan ini kami lakukan secara bersama-sama, sesuai aspirasi dari teman-teman jagal dan teman-teman penjual daging. Kenaikan Rp 5.000 per kilogramnya,” ujar Habibi, Kamis (20/11).
Menurutnya, paguyuban meminta semua jagal dan penjual harus melaksanakan kesepakatan kenaikan harga.
“Bila ada yang menjual daging di bawah kesepakatan, paguyuban akan memberi sanksi anggota itu,” kata Habibi.
Adanya kesepakatan tersebut paguyuban hanya berharap kepada pemerintah supaya bisa mendengar apa yang selama ini dirasakan para pedagang.
Setidaknya ada program atau terobosan untuk menyediakan sapi potong bagi para pedagang setelah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Dan kondisi ini dikarenakan selain virus PMK yang masih ada, juga para peternak trauma akibat rugi besar akibat PMK. Pengaruhnya juga pada regenerasi sapi yang lambat. Karena saat ini banyak yang tidak beranak,” papar Habibi. [hil.kt]


