Situbondo, Bhirawa
Peristiwa ambruknya atap bangunan kamar santri putri salah satu Pondok Pesantren di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Rabu (29/10) dini hari, mendapat perhatian serius dari Kapolres Situbondo, AKBP Rezi Dharmawan.
Setelah mendapat laporan, Kapolres Situbondo langsung turun ke lokasi bersama Kasat Reskrim, AKP Agung Hartawan dan Kapolsek Besuki, AKP Febry Hermawan, serta Unit Identifikasi Satreskrim Polres Situbondo untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memastikan penanganan insiden berjalan cepat dan tepat.
Peristiwa terjadi sekitar pukul 00.30 WIB, saat seluruh santriwati tengah beristirahat di kamar asrama. Tiba-tiba atap bangunan ambruk dan menimpa para santri yang sedang tidur. Akibat kejadian itu, enam santriwati dilarikan ke RS untuk mendapat perawatan medis. Satu santriwati dilaporkan meninggal dunia, dandua korban lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Besuki.
AKBP Rezi mengatakan, sesaat setelah menerima laporan, pihaknya bersama Polsek Besuki segera bergerak cepat ke lokasi kejadian dan memasang garis polisi di sekitar area pondok untuk mencegah masyarakat mendekat dan menghindari risiko tambahan.
”Area sudah kami sterilkan untuk keamanan bersama. Langkah ini juga bagian dari proses penyelidikan,” ujar AKBP Rezi.
Selain melakukan olah TKP, tim Polres Situbondo juga berkoordinasi dengan pihak pondok pesantren, Kementerian Agama, dan instansi terkait lainnya untuk memastikan penanganan korban serta keamanan bangunan di sekitar area terdampak.
Kapolres menjelaskan, pihaknya masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut terkait penyebab ambruknya atap. Dari keterangan awal, kejadian diduga dipicu hujan disertai angin kencang yang terjadi beberapa jam sebelum insiden.
”Kami masih mendalami penyebab pasti runtuhnya atap bangunan. Dugaan sementara bisa karena faktor cuaca, tapi kami tunggu hasil pemeriksaan teknis dari petugas dan ahli bangunan,” jelas AKBP Rezi.
AKBP Rezi menegaskan, semua korban telah mendapat penanganan dengan baik, sementara korban meninggal dunia sudah dimakamkan dan pihak keluarga menerima dengan ikhlas.
”Kami turut berduka cita yang mendalam atas musibah ini. Saat ini fokus kami memastikan situasi aman dan proses penanganan berjalan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Syekh Abdul Qodir Jailani, KH Muhammad Hasan Nailul Ilmi, membenarkan insiden ini. Ia mengatakan, suara gemuruh terdengar sesaat setelah hujan deras disertai angin kencang.
”Sekira pukul 00.30 atau 01.00 WIB terdengar suara keras. Yang ambruk itu bagian atapnya, sementara tembok masih utuh,” jelasnya.
Pihak pondok pesantren kini tengah berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan pemerintah daerah untuk melakukan penanganan lanjutan serta memastikan keselamatan para santri lainnya. [awi.fen]


