Mbah Ja’imah, saksi mata kunjungan Presiden Soekarno ke Ploso Jombang pada tahun 1952. foto: arif yulianto/bhirawa.
Jombang, Bhirawa.
Sang Proklamator, Ir Soekarno atau Bung Karno ternyata pernah berkunjung ke Ploso, Jombang. Kunjungan tersebut terjadi pada tahun 1952. Salah satu saksi mata kunjungan itu adalah Mbah Ja’imah, perempuan tua yang kini tinggal di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang.
Berdasarkan keterangan penelusur sejarah di Jombang, Moch. Faisol, kunjungan Bung Karno ke Jombang tahun 1952 itu merupakan rangkaian kunjungan Bung Karno ke sejumlah daerah di Indonesia dalam rangka menggalang dukungan untuk merebut Irian Barat dari Belanda.
“Foto kunjungan Bung Karno ke Ploso sudah kita temukan. Dalam foto itu, Bung Karno disambut lautan manusia di Ploso,” kata Moch. Faisol yang juga penemu foto kunjungan Bung Karno ke Ploso, Senin (07/07).
Moch. Faisol menambahkan, foto kunjungan Bung Karno ke Ploso itu dia temukan di Disperpusip Jawa Timur (Jatim).
Sejumlah orang di Ploso masih ingat peristiwa ini. Bahkan, saat itu Bung Karno sempat menyebut nama Mbok Suwi, orang yang pernah mengasuhnya di Ploso.
“Bung Karno waktu itu mencari Mbok Suwi,” kata Abdul Hamid (68), cucu angkat Mbok Suwi, Selasa (24/07) yang lalu.
“Nyai Suwi mengasuh Bung Karno sejak umur 6 hari,” tutur Abdul Hamid.
Tak hanya itu, Mbok Suwi juga sebenarnya sudah diminta oleh keluarga ayah Bung Karno, Raden Soekeni Sosrodihardjo, untuk membantu keluarganya, karena istri Soekeni, Ida Ayu Nyoman Rai tengah mengandung tua, mengandung jabang bayi Soekarno. Permintaan itu dilewatkan Mbok Mira, adik Mbok Suwi.
“Tapi waktu Nyai Suwi masih ada kerepotan, sehingga baru bisa ketika Bung Karno usia 6 hari,” kata Abdul Hamid.
Memori tentang Ploso dan Mbok Suwi ternyata masih tersimpan dalam kenangan Bung Karno, saat berkunjung ke Ploso tahun 1952 itu.
Mbah Ja’imah masih ingat peristiwa kunjungan Bung Karno ke Ploso. Saat itu, usia Mbah Ja’imah seusia cucu perempuannya yang menginjak remaja.
Pada waktu itu, Mbah Ja’imah berada di dekat posisi Mbok Suwi di sebuah warung di depan Mapolsek Ploso saat ini.
“Nyai Suwi Ten lebete warung, lha kulo niki ten njobone warung (Nyai Suwi di dalam warung, saya berada di luar warung),” ungkap Mbah Ja’imah.
Lantas, mobil yang ditumpangi Bung Karno lewat menuju arah utara.
“Lho lha iko maeng opo wonge (lho itu tadi orangnya),” tuturnya.
Saat itu, Mbah Ja’imah juga sudah mendengar jika Mbok Suwi pernah mengasuh Bung Karno.
“Terose alitane nate diramut Nyai Suwi (katanya kecilnya pernah diasuh Nyai Suwi,” tutur Mbah Ja’imah lagi.
Makam Mbok Suwi berada di Desa Rejoagung, Kecamatan Ploso, Kabupaten Jombang dan telah ditemukan oleh Siitus Persada Soekarno dan Titik Nol Soekarno pada tahun 2024 yang lalu. Makam Mbok Suwi juga telah dipasang penanda nama dan kijingan.
Untuk diketahui, berdasarkan penelusuran para pegiat sejarah di Jombang, mengerucut jika Bung Karno lahir di Ploso Jombang pada tanggal 6 Juni 1902.
Hal tersebut diperkuat dengan adanya dokumen tertulis SK tugas Raden Soekeni Sosrodihardjo yang mulai berdinas sebagai mantri guru Sekolah Ongko Loro di Ploso Soerabaia (Karesidenan Soerabaia) sejak tanggal 28 Desember 1901.
Penugasan Raden Soekeni di Ploso berakhir pada bulan November 1907, seiring kepindahan tugas ayah Bung Karno itu ke Sidoarjo.
Ditambah lagi, terdapat dokumen tulisan tangan Raden Soekeni yang menuliskan Bung Karno lahir pada tanggal 6 Juni 1902.
Selain itu, dokumen tertulis lainnya yakni, register pendaftaran Bung Karno semasa sekolah di THS/ ITB, menuliskan bahwa Raden Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1902.(rif.hel)