Oleh :
Benedictus Prayogi Putera Juwono
Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga
Surabaya
Secara geografis wilayah Indonesia sangat luas dan beriklim tropis, maka menjadi negara yang kaya akan terik matahari dan memiliki taraf curah hujan yang tinggi. Kondisi curah hujan tinggi merupakan salah satu faktor dari lingkungan yang terjadi di Indonesia dan merupakan konsekuensi perubahan iklim.
Perubahan iklim mengakibatkan kekeringan serta banjir pada kondisi cuaca yang panas dimana terjadi pencairan es di kutub utara sehingga mempengaruhi kualitas,kuantitas dan aksesibilitas air bersih. Air merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup, namun air yang disediakan untuk keperluan sehari-hari termasuk MCK juga dapat memberikan dampak yang merugikan manusia beserta lingkungannya. Ketidakcukupan kualitas,kuantitas dan aksesibilitas dapat membuka peluang munculnya penyakit bawaan air tersebut. Virus dan bakteri berkembang pesat dengan adanya global warming sehingga menyebabkan penyakit diare meningkat.
Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Nomor: Hk.02.02/C/ 2934 /2022 Tentang Rencana Aksi Program Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tahun 2020-2024, bahwa penyakit diare merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan yang menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia.
Menurut WHO dan UNICEF, terjadi sekitar 2 milyar kasus diare dan 1,9 juta anak balita meninggal karena diare di seluruh dunia setiap tahun. Dari semua kematian tersebut, 78% terjadi di negara berkembang, terutama di wilayah Afrika dan Asia Tenggara. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menyebutkan prevalensi diare untuk semua kelompok umur sebesar 8% dan angka prevalensi untuk balita sebesar 12,3%, sementara pada bayi, prevalensi diare sebesar 10,6%. Sementara pada Sample Registration System tahun 2018, diare tetap menjadi salah satu penyebab utama kematian pada neonatus sebesar 7% dan pada bayi usia 28 hari sebesar 6%.
Data dari Komdat Kesmas periode Januari – November 2021, diare menyebabkan kematian pada postneonatal sebesar 14%. Data terbaru dari hasil Survei Status Gizi Indonesia tahun 2020, prevalensi diare di berada ada pada angka 9,8%.
Diare sangat erat kaitannya dengan terjadinya kasus stunting. Kejadian diare berulang pada bayi dan balita dapat menyebabkan stunting. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia 2020, penyakit infeksi khususnya diare menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia 29 hari – 11 bulan. Sama seperti tahun sebelumnya, pada tahun 2020, diare masih menjadi masalah utama yang menyebabkan 14,5% kematian. Pada kelompok anak balita (12 – 59 balita), kematian akibat diare sebesar 4,55%.
Salah satu cara pencegahan diare adalah dengan mencuci tangan. Namun, kebiasaan mencuci tangan masih jarang diterapkan oleh masyarakat Indonesia.. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kesadaran kesehatan masyarakat yang masih rendah, ditunjukkan dengan perilaku masyarakat yang jauh dari pola hidup sehat dan bersih.
Kesadaran masyarakat Indonesia untuk hidup sehat dengan kebiasaan cuci tangan masih kurang. Padahal kebiasaan mencuci tangan menggunakan sabun merupakan tindakan sederhana, namun efektif mencegah pertumbuhan penyakit.,
Manfaat cuci tangan dengan sabun adalah untuk mengurangi microorganism yang menempel ditangan dengan tujuan menurunkan angka penyebaran kuman penyakit kepada orang lain ataupun kepada lingkungan yang mungkin ditularkan dari tangan yang kotor tersebut. Dan langkah mencuci tangan sesuai anjuran WHO:
• Basahi tangan dengan air dan tuangkan sabun ke telapak tangan, Usap kedua telapak tangan dengan gerakan memutar
• Lalu, letakkan telapak tangan kanan di atas punggung tangan kiri dan kaitkan jari-jari kedua tangan sambil diusap ke atas dan ke bawah
• Setelah itu, tangkupkan kedua telapak tangan sambil mengaitkan jari-jari lalu gosok sela-sela jari
• Taruh buku-buku jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan sebaliknya, lalu gosok dengan arah memutar
• Genggam ibu jari tangan kiri menggunakan tangan kanan dan sebaliknya lalu gosok dengan arah memutar
• Bentuk tangan kanan menjadi bentuk kuncup, lalu gosok-gosok kuku di atas permukaan telapak tangan kiri dan sebaliknya
—————— *** ——————-