Sidoarjo, Bhirawa
SMP PGRI 1 Buduran menggelar Parenting Skills dan Sosialisasi TPPK (Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan), di Aula Pandan Wangi SMP PGRI 1 Buduran, Sabtu (28/9) lalu, dengan mengundang para orang tua siswa hingga sangat menyentuh hati mereka.
Kepala SMP PGRI 1 Buduran, Indrajayanti Ratnaningsih mengatakan, kehadiran TPPK di sekolah merupakan upaya pemerintah untuk mencegah dan menangani tindak kekerasan. Apalagi menurut data, banyak anak di bawah umur dan remaja yang menjadi korban.
“Kekerasan ini pelakunya bukan hanya orang luar rumah atau sekolah, namun juga dilakukan keluarga sendiri. Meliputi, kekerasan verbal, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual,” kata Indrajayanti, dalam kesempatan itu.
Ketua Komite SMP PGRI 1 Buduran, Kharis Maftuqin SE mengatakan, betapa pentingnya peran TPPK di sekolah dalam rangka mencegah dan menangani tindak kekerasan. Anak-anak korban bullying (perundungan), menurutnya banyak mengalami trauma yang sangat dan berkepanjangan. Memerlukan proses yang cukup lama untuk memulihkannya.
“Alhamdulillah, para guru SMP PGRI 1 Buduran sangat berkompeten dalam menanganinya. Namun, memerlukan sinergi yang baik antara orang tua dengan pihak sekolah, agar anak korban bullying bisa disembuhkan,” kata Kharis.
Kegiatan two in one (dwi-tunggal) ini sangat diharapkan Kharis, akan dapat menanamkan dan menumbuhkan kesadaran orang tua/wali peserta didik untuk lebih peduli kepada kebutuhan dan perkembangan anaknya, serta bisa bersinergi dengan pihak sekolah.
Ketua TPPK SMP PGRI 1 Buduran, Drs Koesmoko mengatakan materi Sosialisasi TPPK diantaranya, data tindak kekerasan KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), dasar hukum TPPK (Permendikbud No. 46 Tahun 2023 dan Permendikbud Nomor 49 Tahun 2023), tugas dan wewenang TPPK, serta bentuk-bentuk kekerasan dan bullying.
Koordinator BK, Dra Hj Eva Wahyuda MPd mengatakan, materi parenting skills, isinya meliputi pola pengasuhan positif, hal-hal yang harus diketahui dan diperhatikan orang tua, serta data hasil isian google form tentang testimoni peserta didik.
“Intinya, orang tua (keluarga) harus menyayangi anak dengan memberikan perhatian sesuai kebutuhannya. Untuk itu perlu kerja sama sekolah dan orang tua,” katanya. [kus.fen]
