30.4 C
Sidoarjo
Wednesday, July 16, 2025
spot_img

Riuh Seragam Sekolah

Mengenakan seragam sekolah baru niscaya menjadi kebahagiaan dan kebanggaan setiap murid. Sudah naik kelas, dan naik ke jenjang sekolah lebih tinggi. Ditandai dengan seragam baru. Serta tas, dan Sepatu baru. Belanja keperluan sekolah pada setiap tahun ajaran baru, niscaya menjadi pengharapan pergerakan ekonomi sektor usaha kecil, dan mikro. Terutama toko kelontong, dan unit konveksi. Sehingga awal bulan Juli menjadi pekan paling sibuk ke-ekonomi-an orangtua murid.

Belanja rumahtangga untuk pendidikan meningkat. Selain konveksi, juga alat tulis, serta terdapat perkembangan kebutuhan kependidikan sesuai zaman. Antara lain pembelian smartphone, dan tab meningkat. Sehingga orangtua memerlukan sarana pembiayaan yang cepat. Terutama tabungan bank. Serta Pegadaian yang saat ini memiliki program “Bebas Bunga” selama 60 hari, khusus untuk mahasiswa, dan ibu rumah tangga. Kalau terpaksa, bisa menggadaikan perhiasan emas, alat elektronik, dan motor.

Program Pegadaian khusus untuk mahasiswa dan ibu rumah tangga, semula berakhir pada 30 April 2025. Namun diperpanjang haingga akhir tahun. Pegadaian menjadi muara penyedia uang, nampak ramai sejak awal bulan Juli (setengah bulan menjelang tahun ajaran baru). Seolah merespons kebutuhan ke-ekonomi-an ibu-ibu rumahtangga, Pegadaian memberi fasilitasi gadai tanpa bunga, sampai pagu (terbesar) Rp 2,5 juta. Anehnya pagu itu (Rp 2,5 juta) pas persis untuk dua anak. Omzet Pegadaian diharapkan bisa tembus Rp 180-an trilyun sampai akhir tahun.

Berita Terkait :  BSI Jadi Bank Emas, Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Bahagia bisa membeli seragam sekolah, tas, buku tulis (dan alat tulis lain), serta sepatu baru. Walau dengan berbagai cara. Karena kelengkapan sekolah bersifat wajib. Setiap jenjang sekolah, rata-rata memili tiga jenis seragam. Yakni, seragam harian umum, seragam Pramuka, dan seragam olahraga. Kadang masih ditambah seragam khusus (batik, dan motif lain sebagai simbol warna sekolah). Rata-rata ssatu setel seragam berharga sekitar Rp 200-an ribu. Kecuali seragam jenjang PAUD, sekitar Rp 150 ribu.

Belanja kebutuhan pada atahun ajaran baru sering dimanfaatkan pihak (sekolah) untuk berbisnis. Tiba-tiba berdiri koperasi sekolah. Serta tidak jarang, bisnis sekolah “di-wakil-kan” kepada Komite Sekolah (organisasi orangtua murid). Bisnis sekolah biasanya, berupa seragam sekolah, dan buku pendamping. Ironisnya, seragam sekolah yang dijual dibanderol lebih mahal dibanding harga normal (di toko seragam). Bisa jadi, bahan kain seragam yang dijual lebih berkualitas.

Lebih lagi, seragam yang dijual oleh “koperasi” sekolah tergolong paket komplet, meliputi seluruh jenis seragam (batik, pramuka, dan seragam tingkat sekolah). Total yang harus dibeli berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 3,5 juta. Harga mahal seragam sekolah menjadi tren di seluruh Indonesia. Sangat viral secara nasional. Menyebabkan kegaduhan sosial. sehingga beberapa daerah (propinsi, serta kabupaten dan kota), melarang sekolah berbisnis.

Namun sesungguhnya, larangan sekolah berbisnis telah tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Secara tektual pada pasal 181 huruf a, dinyatakan, “Pendidik, dan tenaga kependidikan, baik perseorangan maupun kolektif, dilarang menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkepan bahan ajar, pakaian seragam, atau bahan pakaian seragam … .”

Berita Terkait :  MKKS SMP Pamekasan Gandeng Tim Saberpungli dan FWP Gelar FGD

Larangan yang sama ditujukan pada Dewan Pendidikan, dan Komite Sekolah. Tercantum pasal 198. Bahkan PP diperkuat dengan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2022 tentang Pakaian Seragam Sekolah bagi Peserta Didik Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Setiap bulan Juli bagai menjadi periode kritis kependidikan. Diperkirakan sebanyak 13 juta murid baru memulai kelas pada jenjang pendidikan lebih tinggi pada sekolah negeri, dan swasta.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru