Bantuan tersebut diserahterimakan Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk, Nur Solekan, pada petani perwakilan gapoktan, Kamis (05/12/2024).
Nganjuk, Bhirawa.
Pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk melalui Dinas Pertanian menyalurkan bantuan 8 unit hand traktor kepada gabunga kelompok tani (gapoktan) tembakau. Bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai dan hasil Tembakau (DBHCHT) pemerinta pusat yang di kembalikan kepada daerah diharapkan dapat memberikan bantuan yang sangat berarti bagi petani tembakau di Kabupate Nganjuk. Bantuan tersebut di serah terimakan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Nganjuk, Nur Solekan, kepada para petani perwakilan gapoktan pada hari Kamis (05/12/2024).
Acara serah terima bantuan hand traktor tersebut di buka oleh Plt Kepala Dinas Pertanian, Itsna Shofiani, didampingi Sekretaris Dinas Pertanian F puspita Ratih, Kabid PSP SIngguh Wiratno di hadapan Forkopimda, Anggota DPRD komisi 2, Suprapta, perwakilan petani penerima bantuan, perwakilan gapoktan, penyuluh pertanian, Kepala SMK Pertanian dan tamu undangan.
“Semoga bantuan prasarana dan sarana pertanian ini dapat berdaya guna dan dapat membantu para petani dalam meningkatkan produksitivitasnya dan digunakan sebaik-baiknya untu dapat menaikkan taraf hidup mereka menjadi petani yang sejahtera”, ungkap Sekda.
Kemudian Sekda secara simbolis menyerahkan 1 unit hand traktor kepada salah satu petani.
Bantuan hand tractor ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah melalui DBHCHT untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani tembakau. Dengan adanya hand tractor, petani dapat lebih efisien dalam proses pertanian, mulai dari membajak lahan hingga proses panen. Hal ini tentu akan membantu petani tembakau untuk meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka.
Selain bantuan hand tractor, untuk mendukung sektor pertanian pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk juga membantu para petani dengan pembangunan sumur dalam di daerah Gondang dan Lengkong, pembangunan sumur dangkal di kecamatan Nganjuk dan Ngluyu, serta pembangunan jalan usaha tani di kecamatan Ngluyu, Gondang, Ngetos dan Jatikalen.
“Dinas Pertanian hanya menyalurkan semua bantuan tersebut dan secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi terhadap petani, terkait kebutuhan para petani untuk mendukung ketahanan dan swasembada pangan Presiden Prabowo”, terang F. Puspita Ratih, Sekdin Pertanian.
Dalam kesempatan tersebut juga di gelar acara temu wicara antara pejabat Dinas Pertanian dengan perwakilan para petani yang hadir. Plt Kadis Pertanian Itsna Sofiani, ST, MT sekaligus sebagai Staf Ahli Bidang Perekonomian, Keuangan dan Pembangunan mendengar permasalahan dan kendala yang di hadapi para petani dengan dialog secara terbuka.
Antara peluang dan tantangan “Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Nganjuk sebenarnya luar biasa untuk dapat berkiprah sampai ke tingkat Asean serta bagaimana mengenalkan produk pertanian Nganjuk selain bawang merah ke luar Nganjuk”, pungkas Itsna.

Hal senada juga di ungkapkan oleh Kabid PSP Dinas Pertanian, Singgih Wiratno, “Untuk memperkuat sektor pertanian pemerintah pusat dan daerah di bantu TNI AD dan Polri melakukan perluasan areal tanam, yakni mengubah lahan tidur dan tidak produktif menjadi lahan pertanian melalui program pipanisasi dan pompanisasi, areal sawah atau ladang tadah hujan sekarang bisa di tanami tanaman pangan baik padi, jagung dengan tidak tergantung pada musim hujan, jadi panen 2 sampai 3 kali dari biasanya”, terang Singgih.
“Manfaatkan lahan yang ada di sekitar kita untuk kegiatan Pekarangan Pangan Lestari (P2L) pelaksanaan P2L di beberapa kelompok tani di Kecamatan Rejoso, Sawahan dan Loceret, yang merupakan penerima kegiatan P2L di Kabupaten Nganjuk kemarin jangan sampai program, tapi tidak berlanjut”, pungkas Singgih.
P2L adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat secara bersama-sama mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan, serta pendapatan. Program P2L ini sangat penting untuk mendukung program pemerintah dalam penanganan daerah rawan pangan dan pemantapan ketahanan pangan minimal ketersediaan pangan bagi keluarga itu sendiri. (dro.hel)