27.8 C
Sidoarjo
Saturday, May 24, 2025
spot_img

Dokter Menyimpang

Profesi Kedokteran menjadi sorotan dalam sebulan terakhir, berkait perilaku dokter yang nista. Menyimpangi etika profesi (melakukan tindak pidana) dalam praktek! Padahal sejak Indonesia Merdeka, profesi dokter menjadi cita-cita paling popular anak-anak. Bahkan pada tataran politik, seorang dokter rata-rata (90%) memenangkan proses pemilihan, dalam Pilkada, maupun Pemilu Legislatif. Dokter masih dianggap sebagai profesi mulia, yang dibutuhkan setiap orang.

Tetapi realitanya, tidak semuadokter menjadi “manusia setengah dewa.” Pada catatan jabatan public, terdapat Bupati yang bergelar dokter, di Jawa Timur, nyatanya, divonis hukuman penjara 9 tahun karena kasus korupsi. Padahal sebelumnya dikenal sebagai dokter (seniopr) yang dermawan dengan tarif berobat sangat murah. Dalam pelaksanaan kerja kedokteran, terdapat dua pengawasekaligus. Yakni, Majelis Kehormatan Etika Kedokteran (MKEK). Serta Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

MKDKI, mirip kinerja “polisi profesi,” berwenang menentukan kemungkinan adanya kesalahan dalam pelaksanaan disiplin ilmu kedokteran. Sekaligus bisa menjatuhkan sanksi disiplin. Sedangkan MKEK berfungsi menjaga kehormatan dan etika profesi kedokteran. Termasuk urusan moralitas seorang dokter diawasi oleh MKEK. Dokter yang melakukan ruda paksa pasien di Bandung, dan dokter cabul di Garut, akan menghadapi siding MKEK. Begitu pula dokter di Malang, Jawa Timur, yang melakukan pelecehan seksual terhadap pasien.

Ke-mulia-an profesi kedokteran tercoreng tindakan moral rendahan. Pertama kali terungkap dalam kasus ruda paksa dokter residen, peserta PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis). Calon dokter spesialis anestesi membius keluarga pasien, bukan untuk keperluan medis. Melainkan dijadikan modus cara ruda paksa. Dalam keadaan tidak sadar, korban di-ruda paksa, di ruang kosong lantai 7 Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Berita Terkait :  Waspada Wisata Nataru

Semua dokter, rata-rata tergolong “orang pandai.” Namun kata pepatah, “sepandai-pandai tupai melompat, akhir jatuh juga.” Salahsatu barang bukti kejahatan calon dokter anestesi, adalah sperma yang tercecer di lantai TKP (Tempat Kejadian Perkara). Sisi kelam dokter spesialis berusia muda, juga pada klinik kesehatan ibu dan anak, di Garut, Jawa Barat. Terjadi hanya berselang sepekan dari kasus dokter residen Universitas Padjadjaran, Bandung.

Viral pula kasus pelecehan seksual kepada pasien, di Garut. Banyak ibu-ibu muda menjadi korban dokter spesialis kandungan (Obgyn). Modusnya pemeriksaan kehamilan melalui metode USG (ultra-sonografi), yang diikuti “praktek” pelecehan seksual. Termasuk mengirim pesan chat mesum melalui WhatsApp. Bahkan pelaku dokter obgyn, sebenarnya sudah kondang cabul, dan mesum. Tetapi masih banyak korban ibu-ibu yang pertama kali hamil, menjadi korban.

Terduga pelaku (dokter spesialis kandungan) sudah ditangkap. Sekaligus telah ditetapkan sebagai tersangka. Ironisnya, bukan dari video yang viral di media sosial. Melainkan kasus kekerasan seksual di rumah kos pelaku. Diduga, sering dilakukan pelecehan seksual. Bahkan sampai kondang di seluruh klinik. Sehingga pelaku (dokter Obgyn yang masih berusia muda) di-tolak bekerja di fasilitas kesehatan di seantero kabupaten Garut.

Namun diduga banyak korban memilih diam, tidak melapor. Terbukti “kisah lama” mulai terungkap pula. Terjadi di Malang pada September 2022, di rumah sakit swasta, dilaporkan pula kasus pelecehan seksual. Kasusnya, mendatangi pasien di ruangan tanpa didampingi perawat. Meminta pasien membhuka baju, dan penutup dada. Seluruh perilaku menyimpang telah ditangani Kepolisian. Tetapi rata-rata kasus memperoleh perhatian seksama berbagai pihak. Sampai kalangan DPR-RI.

Berita Terkait :  PHD "Relawan" Haji

Banyak netizen menuntut hukuman berat, sampai mencabut izin praktek. Sehingga seluruh dokter Kembali kepada ke-mulia-an profesi. Sesuai prinsip moral etike kedokteran, “primum non nocere.” Yakni, dilarang melakukan tindakan yang memperburuk keadaan pasien.

——— 000 ———

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru