30 C
Sidoarjo
Tuesday, June 17, 2025
spot_img

Momentum Idul Adha dan Dimensi Kesehatan Jiwa

Oleh :
Oryz Setiawan
Alumni Fakultas Kesehatan Masyarakat (Public Health) Unair

Momentum Hari Raya Idul Adha merupakan rangkaian salah satu waktu yang utama dan penuh nilai historis dimana ditandai dengan peringatan sebuah peristiwa amat sakral yakni kurban, yaitu ketika Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Nabi Isma’il dengan Allah menggantikan Ismail dengan domba. Tonggak peristiwa agung tersebut dikenal dan diperingati sebagai kurban setiap tahun sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah SWT. Ibadah kurban mengajarkan pentingnya ketaatan, mendekatkan diri kepada Allah, dan berbagi dengan sesama. Di tengah era yang serba digital dan arus informasi yang kian cepat maka kebutuhan kesehatan jiwa menjadi salah satu entitas kesehatan yang sangat elementer karena kemajuan teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap kesejahteraan mental. Dampak negatif seperti kecemasan, stress, trauma, stigma sosial hingga depresi yang berujung pada gangguan kesehatan jiwa mengalami tren kenaikan.

Data di Kementerian Kesehatan tahun 2024 menunjukkan prevalensi gangguan mental sekitar 9,8 persen di Indonesia. Angka ini termasuk sekitar 6,6 persen untuk kasus depresi. Selain itu, sekitar 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami gangguan mental. Gangguan kesehatan mental yang paling dikhawatirkan adalah stres dan burnout (kondisi kelelahan yang mendalam, baik fisik, emosional, maupun mental, yang disebabkan oleh stres berkepanjangan dan tuntutan pekerjaan atau situasi yang berlebihan) sebesar 56 persen, gangguan tidur 42,6 persen, kecemasan 28,2 persen dan kesepian 24,9 persen. Kondisi tersebut diperkirakan terus mengalami kenaikan seiring dengan instabilitas kondisi sosial ekonomi masyarakat dan berbagai kompleksitas kesenjangan antara kebutuhan dan daya beli secara umum, ditambah lagi maraknya PHK, serta gejolak perpolitiikan yang cenderung tidak ada habisnya.

Berita Terkait :  Dapat Nomor Urut 1 dengan Tagline Situbondo Naik Kelas, Rio-Ulfi Optimis Menang Pilkada 2024

Dimensi Kesehatan Jiwa
Esensi kebahagiaan dalam kesehatan jiwa adalah hubungan timbal balik yang erat. Kesehatan jiwa yang baik merupakan fondasi untuk merasakan kebahagiaan, sementara kebahagiaan itu sendiri meningkatkan ketahanan emosional, fungsi kognitif, dan hubungan interpersonal sehingga dengan dengan berkurban sesungguhnya mampu memberikan banyak manfaat yang mungkin kurang disadari oleh banyak orang adalah manfaat berkurban sebagai terapi jiwa dan pain release yang mujarab. Berbagai kajian ilmiah telah menunjukkan bahwa ibadah kurban tidak hanya membawa manfaat bagi orang yang menerima daging kurban, tetapi juga bagi mereka yang melaksanakannya. Pertama, pelepasan hormon kebahagiaan antara lain dopamin, serotonin, endorfin, dan oksitosin). Hormon dopamine adalah salah satu hormon yang menghasilkan perasaan sejahtera dan diaktifkan saat tubuh mengalami sesuatu yang menyenangkan atau mencapai tujuan.

Selain itu juga berperan dalam fokus, motivasi, dan rasa percaya diri. Hormon serotonin adalah hormon yang membantu mengatur suasana hati, siklus tidur, nafsu makan, dan fungsi otak. Hormon ini diproduksi di otak dan usus. Kemudian hormon endorphin yakni sebagai penghilang rasa sakit alami tubuh dan juga memicu perasaan bahagia setelah melakukan aktivitas tertentu. Hormon ini dilepaskan saat berolahraga, tertawa, atau melakukan aktivitas yang disukai, serta hormon oksitosin merupakan “hormon cinta” karena peranannya dalam memperkuat ikatan emosional antar individu. Hormon ini dilepaskan saat berpelukan, menyusui, atau mengalami kasih sayang fisik. Pendek kata bahwa makna berkurban menjadi sebuah aktivitas yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan emosional dan mengurangi tingkat stres. Hal ini membuat ibadah kurban tidak hanya bermakna secara spiritual tetapi juga memberikan efek positif bagi kesehatan mental. Kedua, sebagai bentuk rasa syukur dan kepuasan batin yakni dengan melakukan kurban memunculkan rasa syukur dan kepuasan batin yang mendalam. Ketika seseorang berkurban, mereka menyadari betapa banyak nikmat yang telah diberikan Allah SWT dan dapat berbagi dengan orang lain.

Berita Terkait :  DPRD Tulungagung Usulkan Tiga Nama Pimpinan Dewan ke Pj Gubernur untuk Dilantik

Rasa syukur ini merupakan salah satu elemen penting dalam kesehatan mental, karena dapat membantu seseorang merasa lebih puas dan bahagia, mendorong seseorang untuk lebih menghargai dan mengurangi rasa yang berlebihan terhadap hal-hal yang materialistis. Ketiga, adalah meningkatkan rasa empati dan peduli sesama. Ketika seseorang memberikan daging kurban kepada mereka yang membutuhkan, ada rasa kepuasan yang timbul dari perbuatan baik. Timbul rasa empati dan kepedulian yang meningkat Keempat adalah Upaya meningkatkan kepercayaan diri dan self-esteem. Ketika seseorang berpartisipasi dalam ibadah kurban, merasakan melakukan sesuatu yang baik dan bermanfaat bagi orang lain. Perasaan ini dapat meningkatkan harga diri dan membuat seseorang merasa lebih dihargai dan bernilai. Self-esteem yang tinggi ini penting untuk kesehatan mental karena dapat membantu menghadapi tantangan hidup, lebih optimis tentang masa depan. Kelima, dapat membantu mengatasi trauma dan rasa sakit. Daya upaya dan proses menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah SWT dan melakukan tindakan kurban dengan niat yang ikhlas dapat memberikan rasa damai, timbul ketenangan dan merasakan beban emosional dan rasa sakit yang berkurang serta penting bagi yang mengalami trauma emosional, karena ibadah kurban bisa menjadi salah satu bentuk terapi spiritual yang efektif.

———— *** —————

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru