28.5 C
Sidoarjo
Thursday, March 27, 2025
spot_img

Kisah Guru Sobat Dili Mengaji di Hari Tuli Nasional


Semangat Indah, Dari Murid hingga Jadi Pengajar di Sobat Dili Mengaji Dinsos Jatim

Oleh:
Rachmat CBS, Harian Bhirawa

“Saya niatkan mengajar dengan sukarela. Dan apapun yang diberikan oleh anak-anak didik, saya terima. Saya sudah bersyukur dengan semua ini,” . Berikut kata kata Nur Indah, yang merupakan salah satu pengajar di program Sobat Dili (disabilitas tuli) Mengaji Dinas Sosial (Dinsos) Jatim.

Seorang wanita paruh baya dengan menggunakan bahasa isyarat, dan berasal Kabupaten Sidoarjo ini sudah 3 tahun lebih mendedikasikan diri, menjadi guru mengaji bagi para penyandang disabilitas tuli.

Tahun 2022 lalu, Dinsos Jatim memulai program ‘Sobat Tuli Mengaji’, bekerja sama dengan Rumah Quran Sahabat Tuli (RQST) Asy Syukur milik Maskurun atau yang lebih dikenal dengan Yuyun. Dan Indah adalah salah satu murid Yuyun di RQST sejak 2021.

“Awalnya saya belajar dari Bu Yuyun hingga 3 bulan kemudian, saya mulai hafal dan lancar mengaji bahasa isyarat. Bahkan 1 tahun kemudian, Bu Yuyun mengikutkan saya lomba mengaji bahasa isyarat dan saya mendapat juara satu,” kisah Indah sambil tersenyum mengingat masa lalunya.

Indah yang awalnya hanya berniat belajar, malah semakin terinspirasi untuk membuka cabang RQST di rumahnya, yakni di Kabupaten Sidoarjo. Alasannya sederhana, Indah ingin membagikan ilmu yang ia dapat pada para penyandang disabilitas tuli lainnya. Ia menceritakan usahanya dalam mencari murid. Yang awalnya Indah hanya mengajar 10 anak, kini ia memiliki 21 anak didik.

Berita Terkait :  Bayu Airlangga: Ekonomi Pancasila Sejalan dengan Visi Prabowo

Guru mengaji ini juga mengaku tak pernah mematok harga untuk jasa yang ia berikan. Namun, anak-anak didiknya kerap kali membagikan sembako maupun uang tunai kepada Indah. “Mereka sukarela memberikan uang, gula, beras, dan sembako lainnya,” ujarnya sambil sedikit terharu.

Saat menceritakan tentang hal yang paling membuat ia semangat untuk mengajar, Indah justru mengisahkan mengenai tantangan yang ia temui kala mengajar anak-anak didiknya, yang kisaran umurnya 5 tahun sampai 11 tahun. Baginya, proses dari awal ia bertemu hingga bisa membuat muridnya mengaji bahasa isyarat dengan baik adalah momen paling mengesankan.

“Karena kadang anak-anak susah untuk dikondisikan pada awalnya. Namun setelah beberapa minggu, mereka bisa lebih tenang dan lancar mengajinya, itu yang paling membuat saya semangat,” kisahnya.

Keluarga Indah, yang terdiri dari 5 anak dan 1 cucu selalu mendukungnya untuk mengajar. Mereka bahkan menyemangati Indah untuk terus menyebarkan ilmu mengaji bahasa isyarat. Maka dari itu, Indah pun mulai mengajar di luar RQST, yakni di Sekolah Luar Biasa (SLB) Al-Chusnaini Sukodono Kabupaten Sidoarjo, hingga di Masjid Al-Ikhwan Dinsos Jatim mulai 2023 lalu.

“Meskipun rumah saya jauh dari kantor Dinsos Jatim, karena rumah saya di Sukodono, saya selalu semangat untuk mengajar dan senang melihat anak-anak didik saya menjadi lebih pintar,” ungkap Indah.

“Jadi, hari Selasa saya mengajar di SLB, Kamis di Dinsos Jatim, dan Sabtu di rumah saya,” pungkasnya. [rac.gat]

Berita Terkait :  Dishub Sampang Anggarkan Stiker Parkir Berlangganan Ratusan Juta Rupiah

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru