Surabaya, Bhirawa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan apresiasi atas prestasi 33 siswa SMA Khadijah Surabaya yang berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa tes melalui jalur prestasi.
“Alhamdulillah, tahun ini ada 33 siswa SMA Khadijah yang diterima di PTN tanpa tes. Sebagian besar diterima di ITS dan Unair. Ini patut kita syukuri,” ujar Gubernur Khofifah saat menghadiri halalbihalal Keluarga Besar Yayasan Taman Pendidikan Khadijah 1446 Hijriah di sekolah setempat, Rabu (9/4).
Khofifah menekankan bahwa lembaga pendidikan di bawah naungan Yayasan Khadijah bukan sekadar terafiliasi, namun sepenuhnya dimiliki oleh Nahdlatul Ulama (NU). “Sekolah ini bukan sekadar afiliasi, tapi memang milik NU. Surat Keputusan kepengurusannya langsung dari PBNU sejak berdiri tahun 1953,” katanya.
Ia menambahkan Yayasan Khadijah tidak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga membangun karakter melalui transfer sikap dan nilai-nilai keislaman yang kuat. “Saat ini kita juga memperkuat sistem pesantren, baik untuk santri putra maupun putri, serta tengah mengembangkan konsep boarding school. Kita sudah punya lahan seluas 14,5 hektare di Rungkut,” paparnya.
Dalam kesempatan itu, Khofifah mengungkapkan Yayasan Khadijah kini mengelola lima unit lembaga pendidikan dan enam unit panti asuhan yang diharapkan mampu memperkuat kesalehan sosial.
Ia juga mendorong para guru dan pimpinan lembaga untuk terus meningkatkan kualitas pengabdian, khususnya dalam mengisi kekosongan kepemimpinan yayasan pascawafatnya Prof. Dr. Ridwan Nashir.
“Jangan ada yang mengendur. Tingkatkan terus semangat pengabdian dan pelayanan pendidikan serta sosial. Satukan kembali niat kita bersama-sama dengan semangat Hadratusy Syech KH. Hasyim Asy’ari,” ujarnya.
Pada akhir acara, Khofifah juga membagikan buku berjudul Hadratusy Syech KH. M. Hasyim Asy’ari: Pemersatu Umat Islam Indonesia karya KH. Abdul Hakim Mahfudz kepada para siswa SMP dan SMA Khadijah.
Sementara itu, Pembina Yayasan Khadijah Surabaya Masruroh Wachid menyampaikan bahwa halalbihalal merupakan tradisi luhur bangsa Indonesia yang tidak ditemukan di negara-negara muslim lainnya.
“Halalbihalal ini adalah budaya adi luhung yang berasal dari nilai-nilai Islam, sebagaimana yang tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 133-134. Semoga tradisi ini memperkuat ukhuwah dan kesempurnaan dalam merayakan Idul Fitri,” katanya.
Masruroh juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur atas perhatian dan dukungan yang selama ini diberikan kepada Yayasan Khadijah. “Sekolah Khadijah mulai beroperasi tahun 1961, didirikan oleh KH. Abdul Wahab Turcham, KH. Ridwan Abdullah, KH. Abdul Fatah Yasin, dan KH. Abdul Aziz Diyar. Awalnya, SMA Khadijah diperuntukkan bagi pendidikan kaum putri,” katanya.
Ia menambahkan, pada 15 Juni 2007, SMA Khadijah Surabaya ditetapkan sebagai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI), dan diharapkan terus berkembang menjadi lembaga pendidikan unggulan. [ant.wwn]