25 C
Sidoarjo
Friday, December 6, 2024
spot_img

Bertambahnya Usia dan Gaya Hidup Tak Sehat Beresiko Penurunan Kualitas Tulang Belakang


Surabaya, Bhirawa
Gaya hidup tidak sehat, banyak memiliki dampak kurang baik, khususnya bagi kondisi maupun struktur tubuh yang tak mengenal usia. Sehingga dapat menimbulkan nyeri dan kesemutan pada area leher dan punggung bawah.

Representative Active Life, dr Pinardo mengungkapkan, masalah pada tulang belakang ini sudah mulai banyak dialami usia muda karena efek dari gaya hidup. Apalagi semenjak WFH (Work From Home) banyak dijumpai kasus seperti itu.

“Usia muda pun juga sudah banyak yang mengalami hal ini. Mungkin karena banyak menggunakan laptop maupun ponsel dan mereka tidak mengatur posisi tubuh,” terangnya, Rabu (6/11).

dr Pinardo menambahkan, masalah pada tulang belakang bisa terjadi karena penurunan kualitas bantalan tulang seiring bertambahnya usia, serta gaya hidup modern yang tidak sehat.

“Kualitas bantalan tulang belakang kita akan menurun seiring bertambahnya usia, sehingga lebih mudah terjadi robekan atau jepitan saraf. Hal ini memunculkan keluhan seperti nyeri dan rasa kesemutan,” ujarnya.

Sementara itu, dampak negatif pada kesehatan tulang belakang anak muda tidak hanya faktor usia, tapi kebiasaan makan junk food, kurang olahraga, dan penggunaan perangkat digital secara berlebihan juga memiliki dampak.

“Banyak anak muda usia 20-an sudah mengalami keluhan pada tulang belakang akibat gaya hidup yang kurang sehat dan posisi kerja yang tidak sesuai,” kata dr Pinardo.

Berita Terkait :  Lampaui Batas Waktu, 5 Raperda Tak Boleh Diusulkan Kembali di DPRD Jatim

Untuk mengatasi masalah ini, National Hospital melalui program Active Life menawarkan solusi terapi tulang belakang tanpa operasi. Active Life National Hospital menawarkan teknik fisioterapi tanpa operasi untuk meredakan gejala dan memperbaiki kondisi tulang belakang pasien.

“Fisioterapi ini berbeda dengan tindakan operasi; prosedurnya bertujuan untuk meredakan gejala dan memperbaiki kondisi tulang belakang pasien,” jelasnya.

Untuk itu, dr Pinardo menyarankan terapi sekitar 20-22 kali untuk mendapatkan hasil optimal, meski waktu pemulihan tiap pasien bisa berbeda tergantung kondisi dan respons tubuh masing-masing. Tidak semua kasus harus ditangani dengan operasi.

“Kami akan melihat kondisi pasien terlebih dahulu. Jika memungkinkan, kami akan coba bantu dengan terapi. Namun, jika kondisinya cukup parah dan membutuhkan tindakan lanjutan, baru kami sarankan operasi, diikuti dengan perawatan melalui fisioterapi untuk memaksimalkan pemulihan,” kata dr Pinardo.

dr Pinardo juga memberikan tips untuk mencegah nyeri tulang belakang akibat gaya hidup dan posisi kerja yang salah. Misalnya, bagi yang bekerja dari rumah, penting untuk memastikan posisi duduk yang benar. Jangan sampai terbiasa duduk dalam posisi yang miring atau tidak ergonomis, karena hal ini bisa menjadi penyebab masalah pada tulang belakang.

Bagi mereka yang lebih banyak duduk saat bekerja, Ia menyarankan untuk melakukan peregangan setiap beberapa waktu sekali. Active Life National Hospital berharap program fisioterapi ini bisa membantu banyak orang, terutama di era digital saat ini, di mana banyak orang cenderung menghabiskan waktu duduk dalam waktu lama.

Berita Terkait :  Hadapi Nataru, PLN Situbondo Siagakan Kelancaran Tenaga Listrik Ditempat Ibadah

Dengan pendekatan yang komprehensif dan berfokus pada pencegahan, Active Life ingin mendukung masyarakat untuk memiliki tulang belakang yang sehat demi kualitas hidup yang lebih baik. [riq.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img