Surabaya, Bhirawa
Prodi Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya bukan hanya membekali mahasiswa pengetahuan teoritis semata, namun juga diberi pengalaman praktis apa yang terjadi di dunia nyata. Harapannya, setiap mata kuliah yang diajarkan, mahasiswa bukan hanya tahu secara teoritis, namun juga tahu praktik dan realitasnya yang ada di lapangan.
Misalkan saja, mahasiswa yang sedang menempuh Mata Kuliah Manajemen Produksi dan Pemasaran Radio Televisi (RTV), bukan hanya menerima materi teori di dalam kelas, namun juga diberi kesempatan untuk mengunjungi lembaga penyiaran Kompas TV dan juga mendapatkan perspektif dari kalangan praktisi pengelola Radio khususnya dari RRI Surabaya.
Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Produksi dan Pemasaran RTV, Wahyu Kuncoro, S.T., M.Med.Kom mengaku masih belum puas dengan materi yang dia berikan, karena bisa jadi ada perbedaan dengan apa yang terjadi di dunia penyiaran radio atau televisi.
“Maka untuk melengkapi pengetahuan dan wawasan mahasiswa khususnya yang sedang menempuh mata kuliah ini, saya ajak mahasiswa untuk melihat langsung kondisi penyiaran. Kami juga undang praktisi ke kelas untuk sharing session,” ujar Wahyu sebelum menggelar sharing session, Senin (15/12/2025).
Sebelum menggelar sharing session, lanjut Wahyu, mahasiswa juga sudah diajak berkunjung ke lembaga penyiaran Kompas TV untuk berdiskusi dan bertukar pikir tentang perkembangan dunia penyiaran televisi.
“Kali ini saya sengaja undang praktisi dari RRI Surabaya untuk sharing session tentang bagaimana manajemen produksi dan pemasaran di penyiaran radio,” jelas Wahyu.
Hadir menjadi pemateri dalam sharing session tersebut adalah Ketua Tim Media Baru RRI Surabaya Abdul Wahab. Dalam paparannya, Abdul Wahab menjelaskan tentang bagaimana produksi siaran radio. Secara rinci, Abdul Wahab yang memiliki nama udara Doddy ini menjelaskan tahap tahap yang harus dilalui ketika ingin memproduksi siaran radion. Bukan itu saja, dihadapan 26 mahasiswa yang hadir, Abdul Wahab menjelaskan bagaimana strategi pemasaran siaran radio yang diproduksinya.
“Progran siaran bukan hanya harus bagus, tetapi juga harus dipasarkan dengan bagus juga,” jelas Abdul Wahab.
Salah satu mahasiswa peserta sharing session, Joy mengaku senang bisa mendapatkan hal-hal baru dari kalangan praktisi penyiaran.
“Apa yang disampaikan tadi melengkapi pengetahuan yang saya dapatkan selama ini,” jelas Joy sambal merapikan duduknya. [why]