25 C
Sidoarjo
Thursday, March 6, 2025
spot_img

Ramadan, Sejumlah Bahan Pokok di Kabupaten Sampang Alami Kenaikan

Sampang, Bhirawa
Sejumlah bahan pokok di Kabupaten Sampang, Madura, mengalami kenaikan harga. Hal itu terjadi pada awal Bulan Ramadan 1446 H /2025 M.

Saat dikonfirmasi, salah satu pedagang di Pasar Srimangunan, Nor Hafidhoh mengaku, kenaikan harga bahan pokok itu faktor utamanya karena masuk bulan Ramadhan, dan itu sudah menjadi hal biasa setiap tahun.

”Faktor naiknya harga itu karena bulan puasa, cuma sebagian saja yang naik harga, ada yang tidak,” katanya.

Disebutkan, kebutuhan pokok yang mengalami kenaikan harga seperti telur, yang awalnya per Kg Rp28 ribu naik menjadi Rp30 ribu, Bawang Putih dari Rp40 ribu per Kg naik ke Rp42 ribu. Bawang Merah dari Rp20 ribu per Kg naik Rp35 ribu per Kg, Beras dari Rp13 ribu per Kg naik ke Rp14 ribu, Cabe yang awalnya Rp65 ribu per Kg naik menjadi Rp85 ribu per Kg. Sedangkan yang tidak mengalami kenaikan itu Daging Sapi dan Ayam. Kalau daging Ayam Rp38 ribu per kg dan daging Sapi Rp120 ribu per Kg.

Saat ditanya, apakah masih akan mengalami kenaikan lagi?, Ia mengaku tidak tahu, sebab dirinya hanya mengulak dan pengecer. Namun, kami berharap tidak ada kenaikan lagi.

”Harapan kami harganya tidak naik lagi, karena bingung juga yang mau jual, takut gak ada pembeli,” tandasnya.

Berita Terkait :  Buka Pelatihan Berbasis Kompetensi di UPT BLK Jombang, Kadisnakertrans Jatim Resmikan Inovasi Konversi Sepeda Listrik

Sedangkan Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Diskopindag Sampang, Nurul Hidayati mengatakan, bahwa pada awal tahun sempat mengalami kenaikan harga tapi, Ramadhan ini harga bahan pokok itu kembali stabil.

”Harga bahan pokok itu fluktuatif, artinya sering terjadi perubahan harga sesuai dengan kebutuhan dan produksi pertanian,” tuturnya

Ramadhan ini pihaknya hanya berupaya melakukan pengawasan terhadap fluktuasi perubahan harga bahan pokok di wilayah Sampang.

”Perubahan harga di lapangan (pedagang) itu berbeda. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya faktor jarak tempuh antara pedagang dan pengecer. Selain itu, berdampak pada rantai penjualan yang membutuhkan waktu. Sehingga distribusi bahan pokok mengalami kelambatan. Faktor lain karena stok barang terbatas tapi kami tetap melakukan pemantauan,” ucapnya. [lis.fen]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru