Surabaya, Bhirawa.
Ketua Tim Sukses pasangan calon (paslon) Luluk Nur Hamidah-Lukmanul Khakim, Fauzan Fuadi, melontarkan kritik tajam terhadap hasil survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis pada Jumat (15/11/2024).
Survei tersebut menempatkan paslon Luluk-Lukman di posisi buncit dengan elektabilitas hanya 3,8 persen, jauh tertinggal dari paslon Khofifah Indar Prawansa-Emil Dardak (52,5 persen) dan Tri Rismaharini-Gus Hans (20,9 persen).
Fauzan menganggap hasil survei ini tidak mencerminkan kenyataan di lapangan. Menurutnya, tim relawan Luluk-Lukman bekerja keras setiap hari menemui masyarakat, mendengar keluhan, dan memberikan solusi.
“Litbang Kompas bukan sekali dua kali melakukan survei yang temuannya menyangkut PKB hampir selalu kurang akurat.2024 kemarin contohnya, pas pileg,” ungkapnya, Jumat (15/11).
Menurut Fauzan, pihaknya bersama relawan Luluk-Lukman setiap hari turun lapangan. ” Sedangkan, surveyor hanya turun pada saat mengambil sample. Selesai ambil sample, pulang, ambil honornya dan tidur,” jelasnya.
Fauzan juga menyoroti metode Litbang Kompas yang dinilai kurang menyelami dinamika politik di Jawa Timur.
“Kami percaya masyarakat Jawa Timur bisa melihat mana pemimpin yang sibuk kerja dan mana yang hanya mengejar penghargaan dan tepuk tangan,” tambahnya.
Survei Litbang Kompas dilakukan pada 2-7 November 2024 dengan melibatkan 800 responden. Meski hasilnya menunjukkan dominasi paslon Khofifah-Emil, Fauzan yakin elektabilitas Luluk-Lukman akan meningkat seiring pendekatan intensif mereka kepada pemilih.
Menariknya, survei Litbang Kompas juga mencatat 22,8 persen responden belum menentukan pilihan.
“Yang sebenarnya terjadi, pendukung paslon yang katanya hasil surveinya tinggi itu, banyak yang lari ke Mbak Luluk,” pungkasnya. (geh.hel)
