25 C
Sidoarjo
Monday, December 30, 2024
spot_img

Kadinkes Pastikan, Puluhan Siswa dan Satu Guru SD Terjangkit Penyakit Cacar Biasa


Tim Dinkes Interview Guru dan Datangi Kediaman Siswa
Situbondo, Bhirawa
Dinas Kesehatan Situbondo memastikan penyakit yang menjangkit puluhan siswa SDI Al Abror adalah penyakit cacar biasa. Penegagasan yang langung disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo, dr Sandy Hendrayono dan SDI Al Abror Situbondo, Rabu kemarin (11/9) mengakhiri dugaan munculnya cacar monyet di Situbondo

“20 siswa SD Islam Al Abror itu tidak benar terpapar virus cacar monyet atau monkeypox,” terang dr Sandy Hendrayono yang mantan direktur RSUD Asembagus tersebut.

Dokter Sandy menyampaikan, begitu ada kabar 20 siswa-siswi SD Al Abror diduga terpapar cacar monyet, pihaknya menerjunkan Tim Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo.

“Itu kami lakukan untuk memastikan bukan cacar monyet. Kami melakukan penyelidikan entomologi untuk memastikan penyakit apa yang terjadi di sekolah itu,” tambah dr Sandy.

Mantan Direktur RSUD Besuki ini menyatakan, dari gejala penyakit ada dan foto-foto siswa-siswi SD Al Abror bahwa itu penyakit cacar air.

“Gejala awal itu timbul seperti disulut rokok ya, kemudian ruam-ruam, demam dan anaknya itu lemas. Ini cacar air,” ungkap dr Sandy.

Ia pun meminta kepada wali murid yang anaknya terpapar cacar air untuk menjaga kebersihan. Sebab, cacar air disebabkan oleh virus, sehingga penularannya sangat cepat.

“Siswa-siswi yang sakit sementara di rumah saja, tidak sekolah dulu sampai betul-betul sembuh. Kalau ada gejala apapun segera menghubungi petugas kesehatan di Puskesmas. Jadi kami mohon laporannya biar kami bisa memantau penyebaran penyakit ini,” imbuhnya.

Berita Terkait :  Jelajah Wisata Seru di Kota Mojokerto, Pj Wali Kota Jajal Shuttle Bus 

Dinkes Situbondo, kata dokter Sandy, juga sudah melakukan intervensi dengan cara memberikan obat-obatan yang dibutuhkan.

“Misalnya demam ya kami kasih obat penurun demam. Kalau ada infeksi kami kasih anti biotik. Selanjutnya kami kasih vitamin untuk mempercepat proses penyembuhannya,” pungkas dr Sandy.

Diberitakan sebelumnya, 20 siswa-siswi SD Islam Al Abror Situbondo diduga tertular virus cacar monyet atau monkeypox. Akibatnya proses belajar mengajar di sekolah itu dilakukan via online atau daring sejak tanggal 10-14 September 2024. Tujuannya agar penyakit tersebut tidak menular kepada siswa-siswi lainnya.

Sumber kuat Bhirawa menimpali, lembaganya tidak benar meliburkan sistem belajar mengajar siswa. Melainkan semua siswa mulai kelas 1 hingga kelas 6 mengikuti pembelajaran daring melalui HP.

“Ya sampean lihat sendiri itu para guru melalui laptop memberikan pembelajaran daring kepada siswa. Di sini siswanya semua berjumlah 630 anak. Siswi-siswi SD Islam Al Abror memberlakukan belajar daring selama lima hari. Sejak hari Selasa hingga hari Sabtu,” ujarnya

Selama di rumah, kata dia, peserta didik fokus untuk belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan guru. Kemudian, anak-anak di himbau untuk menjaga kesehatan dan menghindari kontak langsung dengan siswa yang terjangkit cacar.

“Jadi anak-anak yang terpapar ataupun tidak terpapar penyakit cacar ini diminta pihak sekolah untuk tidak kemana-mana. Maka hanya fokus pada pembelajaran yang diberikan guru dan tugas sekolah,”imbuhnya.

Berita Terkait :  Juara Umum OSN 2024, jadi Penegas Jatim Kiblat Pendidikan di Indonesia

Ia melanjutkan, pembatasan aktivitas di luar rumah itu untuk mencegah penyebaran virus cacar. Sehingga tidak ada masyarakat yang tertular.

“Virus cacar menular. Namun secara pasti dia menularnya melalui cara apa saya tidak tau. Cuman gurunya bilang seperti itu,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala SD Islam Al Abror Situbondo, Sandy Arief Ariana, membenarkan siswa-siswinya terpapar penyakit cacar.

“Ya mas benar. Ada siswa yang sakit cacar sampai 20 orang lebih. Siswa yang terjangkit itu tersebar paling banyak di kelas 3. Dan di masing-masing kelas, mulai dari kelas satu sampai kelas enam, juga ada yang tertular,”ucapnya.

Dia menceritakan, semula siswa yang terjangkit virus cacar tidak banyak. Hanya terjadi di salah satu ruangan kelas saja. Namun seiring berjalannya waktu, virus tersebut juga menimpa peserta didik lainnya.

“Kami masih belum tau penyebab awalnya, cuman ketika diselidiki ada salah satu siswa sakit yang ijin kemudian masuk sekolah, lalu ijin lagi karena sakit. Setelah mencari informasi, ternyata yang bersangkutan sakit cacar,” papar Sandy Arif.

Sandy menduga, bermula dari siswa itulah yang membuat virus cacar itu menyebar kepada peserta didik lainnya. Akan tetapi dirinya masih mencari keterangan lain untuk mengetahui penyebab awal virus tersebut ada di lingkungan sekolah.

“Namun saya tidak tau apakah siswa itu bawa dari lingkungan rumah ke sekolah atau seperti apa saya masih belum bisa memastikan,” pungkas Sandy Arif. [awi.gat]

Berita Terkait :  Hari Jadi Ke-79, Tegaskan Posisi Jatim sebagai Gerbang Nusantara Baru

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img