26 C
Sidoarjo
Tuesday, February 18, 2025
spot_img

Berpengaruh pada Kalender Pendidikan, Kadindik Jatim Tak Setuju Libur Sekolah Selama Ramadan


Dindik Jatim, Bhirawa
Wacana libur sekolah selama bulan suci Ramadan menuai perbincangan diberbagai kalangan. Baik masyarakat, Dinas Pendidikan terkait, guru dan siswa pun menanti kepastian informasi kebijakan tersebut.

Wacana libur sekolah selama bulan puasa ini awalnya muncul dari Kementerian Agama (Kemenag) RI. Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, menyampaikan hal ini setelah rapat bersama Komisi VII DPR RI.

Menanggapi hal itu, pemerintah dari berbagai kementerian terkait pun mulai menindaklanjuti. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dan Kementerian Agama (Kemenag) pun mulai menyusun kebijakan.

Terkait wacana ini, Kepala Dindik Jatim Aries Agung Paewai mengaku tidak setuju. Ia meminta agar pemerintah mempertimbangkan kebijakan tersebut karena akan mempengaruhi kalender Pendidikan yang sudah tersusun jauh jauh hari. “Wacana (libur selama puasa) tidak setuju ya. Karena anak di bulan Ramadan harusnya tetap beraktifitas. Mereka bisa ibadah, dan belajar sampai jam 1 siang,” ujar Aries, Senin (20/1).

Aktifitas siswa menurut Aries, harusnya bisa dilakukan selama bulan Ramadan . Usai belajar di sekolah mereka bisa melanjutkan aktifitas ibadah di rumah.

Selaras dengan Kadindik Jatim, Kepala SMAN 4 Sidoarjo, Karyanto mengungkapkan puasa Ramadan yang jatuh pada bulan Maret ini jika mengacu pada kalender pendidikan, kegiatan siswa akan sangat sibuk. Khususnya bagi siswa kelas 12. Sebab harus menyelesaikan berbagai ujian-ujian sekolah. Termasuk memilih perguruan tinggi, menyiapkan portofolio dan tes masuk PTN. “Kalau dilihat sisi akademik akan terganggu. Karena kalender akademik sudah tertata sebelum wacana libur. Termasuk bagi siswa kelas 10 dan 11 juga harus mengejar capai-capaian kompetensi,” jelasnya.

Berita Terkait :  SSB Sabilla Utama Diharapkan Gairahkan Sepak Bola di Desa Laban Menganti

Namun, jika kebijakan direalisasikan, salah satu solusi yang telah disiapkan Karyanto adalah dengan sistem pembelajaran hybrid. Namun hal itu tentu akan berbeda dengan tatap muka. Sebab masyarakat belum tuntas dengan persoalan learning lost. Hal ini tentu akan membuat persoalan baru bagi pendidikan dan pemerintah.

“Saya menjadi guru selama 30 tahun, tidak semua siswa di rumahnya terpantau dengan baik oleh orangtuanya. Harapannya mereka sekolah, karena di sekolah ada yang jaga. Kalau dirumah mereka bisa kemanapun karena kita juga sedang dihadapkan dengan kenakalan remaja dan gadget. Sehingga perlu dipertimbangkan dengan matang aspek kemudorotannya dan manfaatnya,” ujarnya.

Ia menilai, jika pemerintah ingin menyiapkan mental dan akhlaknsiswa maka diperbanyak kegiatan agamis. Tapi satu sisi ada tuntutan akademik dan tuntutan masa depan. Karyanto meyakini orangtua akan merasa tenang jika siswa ada disekolah, begitupun masyarakat akan terbantu.

Sementara itu, Kepala SMKN 1 Sidoarjo, Agustina mengaku pihaknya masih menunggu kebijakan tersebut digedok oleh pemerintah. Jika disetujui, tentu hal itu akan sangat berpengaruh terhadap kalender pendidikan. Karena di bulan Maret tersebut pihaknya telah menyiapkan materi untuk capaian pembelajaran.

“Kita mengantisipasi selama satu bulan kira-kira pelajaran dialihkan kemana. Pilihannya bisa dipadatkan di kurikulum atau mungkin ada tambahan praktek diluar atau dengan pembelajaran daring,” katanya.

Pada bulan Maret seyogyanya, siswa akan penuh dengan uji kompetensi. Namun, karena memasuki bulan puasa maka diajukan di bulan Februari. Sedangkan bagi siswa kelas 10 dan 11 ada pemadatan materi untuk mengantisipasi libur selama Ramadan . “Untuk magang kita atur selesai bulan ini. Untuk berikutnya persiapan uji kompetensi dan ujian sekolah. Ujian sekolah kita lakukan di bulan April,” terangnya.

Berita Terkait :  Jumat Berkas, Babinsa Kodim 0813 Bojonegoro Bersih-bersih Sampah Kali Rancang

Sementara itu, adanya wacana libur selama puasa pihaknya berharap siswa bisa fokus beribadah namun juga bisa fokus pembelajaran. Ia juga menyebut, jika wacana libur puasa ada, maka pihaknya menginginkan kegiatan pondok Ramadan “Sehingga masih bisa memantau anak-anak kita. Mudah-mudahan ada peran sekolah untuk mengadakan kegiatan disekolah,” pungkas dia. [ina.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

spot_img

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru