28 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Inovasi Mahasiswa Ubaya GERDMetric, Alat Pendeteksi GERD Berbasis IoT


Surabaya, Bhirawa
Mahasiswa Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Surabaya (FT Ubaya) menciptakan alat pendeteksi GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) yang dinamakan GERDMetric.

Inovasi GERDMetric telah memperoleh Juara 2 dan Juara Favorit kegiatan Biomedical Engineering Smart Exhibition (Benmax) 2025 tersebut dibuat oleh Tiga Mahasiswa FT Ubaya yaitu Zizi Aulia Azzahra, Elisabet Maya Putri, serta Felicia Hartono. Alat mendeteksi gejala GERD menggunakan 2 indikator, yaitu dari air liur dan udara yang dikeluarkan dari mulut, dengan integrasi IoT (Internet of Things) hasil pengukuran dapat diakses secara real-time pada perangkat ponsel pintar, Sabtu (29/11).

Ketua tim, Zizi Aulia Azzahra, mengukapkan yang melatar belakangi karena melihat data tingginya penderita GERD di Indonesia yang seringkali mendapatkan penanganan yang terlambat, sehingga dibutuhkan alat pendeteksi yang akurat sebagai upaya preventif.

“Maraknya kasus GERD yang diderita oleh individu yang tinggal sendiri, seperti lansia, mahasiswa, dan pekerja rantau menimbulkan kekuatiran tersendiri bagi keluarga, metode diagnosis pH Metri GERD dan endoskopi yang secara medis digunakan dalam diagnosis GERD belum dapat diakses dengan mudah dan harganya cukup mahal, dari situ kami menciptakan GERDMetric sebagai solusi lebih terjangkau, baik secara harga dan aksesibilitas,” jelasnya.

Lanjut Zizi menjelaskan kelebihan GERDMetric pada akurasi data yang tinggi karena menggunakan 2 indikator, yaitu air liur dan gas dari mulut pengguna. “Air liur digunakan mendeteksi pH atau tingkat keasaman, untuk udara dari mulut dibutuhkan mendeteksi gas NH3 atau amonia yang menjadi indikasi GERD, meskipun digunakan secara personal tanpa pendampingan, alat dapat memberikan hasil yang tepat,” ujar Zizi.

Berita Terkait :  Pemkab Situbondo Kumpulan FKS, FKKS dan Pokja Desa

Zizi mengatakan cara untuk melakukan pengukuran dengan pengguna cukup menampung air liur pada tabung kecil yang terletak di bagian bawah perangkat dan menghembuskan napas dari mulut ke sensor udara yang terletak di bagian atas perangkat, setelah 10 detik layar perangkat akan menunjukkan hasil pengukuran keasaman air liur dan kandungan amonia pada napas pengguna.

“Layar akan menampilkan kesimpulan kondisi pengguna terdiri dari kondisi normal atau terdapat kecenderungan GERD yang perlu ditangani, pengukuran juga dapat diakses melalui ponsel pintar pengguna, keluarga, dan rumah sakit terdekat, jika hasil pengukuran tergolong bahaya, perangkat secara otomatis mengirimkan notifikasi ke ponsel-ponsel untuk segera ditindaklanjuti, pengiriman sinyal darurat juga dapat dilakukan dengan menekan emergency button yang terdapat pada perangkat,” katanya.

GERDMetric sudah berfungsi dengan optimal, tambah Zizi, tapi terdapat berbagai aspek yang masih membutuhkan pengembangan agar dapat diproduksi secara massal. “Berharap GERDmetric mendapatkan dukungan dari berbagai pihak untuk dikembangkan lebih lanjut supaya dikenal lebih luas sebagai solusi praktis mendeteksi gejala GERD, ini mengingat banyak segmentasi masyarakat, seperti lansia yang tinggal sendiri, anak kost yang jauh dari orang tua, atau pasien GERD kronis yang akan terbantu atas keberadaan alat ini,” imbuh Zizi.

Sementara itu, Dosen pembimbing sekaligus Ketua Program Studi Teknik Elektro Ubaya, Hendi Wicaksono Agung Darminto, Ph.D., mengapresiasi inovasi yang dihasilkan oleh tim yang telah berproses lebih dari 6 bulan dalam penyempurnaan perangkat ini.

Berita Terkait :  Pembangunan Pondok Lansia Tahap II Kota Madiun Masuk Tahap Akhir

“Ke depan kami dari Teknik Elektro Ubaya akan mengusahakan hak paten sederhana atas inovasi GERDMetric, sehingga perangkat dapat dikembangkan ke tahapan-tahapan selanjutnya hingga bisa dikomersialisasi,” pungkas Hendi. [ren.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru