Kota Malang, Bhirawa.
Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) mulai melaksanakan pembangunan Jembatan Bailey sebagai jembatan sementara di kawasan Sonokembang, Kecamatan Blimbing, Senin (3/11) kemarin. Pembangunan ini merupakan langkah cepat untuk memulihkan akses warga yang terdampak akibat ambruknya jembatan lama.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto, menyampaikan bahwa pembangunan Jembatan Bailey merupakan instruksi langsung dari Wali Kota Malang guna mempercepat penanganan pasca kerusakan. “Jembatan bailey dipilih karena konstruksinya kuat dan cocok untuk bentang sungai yang cukup lebar. Pekerjaan dimulai hari ini dengan pembuatan fondasi atau plendes,” ujarnya saat meninjau lokasi.
Pembangunan jembatan sementara ini ditargetkan selesai dalam waktu 20 hari. Dandung menegaskan bahwa anggaran yang digunakan bersumber dari dana insidental DPUPRPKP sebesar Rp350 juta, bukan dari Belanja Tidak Terduga (BTT). “Karena tidak ada wilayah yang terisolasi total, maka klausul kedaruratan tidak terpenuhi. Informasi yang menyebutkan anggaran Rp2,5 miliar tidak benar,” tegasnya.
Sebelum pelaksanaan, DPUPRPKP telah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan Ketua RW, RT, tokoh masyarakat, Babinsa, dan Babinkamtibmas setempat. Masyarakat juga turut melaksanakan tradisi bancakan sebagai bentuk doa bersama agar pembangunan berjalan lancar.
Selama proses pembangunan berlangsung, jembatan bambu yang dibangun secara swadaya oleh warga tetap difungsikan sebagai akses sementara. “Setelah Jembatan Bailey selesai dan dapat digunakan, maka jembatan bambu akan kami bongkar,” tambah Dandung.
Selain membangun jembatan sementara, DPUPRPKP juga telah mengusulkan anggaran pembangunan jembatan permanen Sonokembang pada tahun anggaran 2026 sebesar Rp5,3 miliar. Jembatan baru tersebut akan dibangun dengan lebar 7,5 meter, dilengkapi trotoar di kedua sisi untuk pejalan kaki.
Ketua RW 05, Miskun, menyambut baik langkah Pemkot Malang dalam membangun jembatan bailey. “Ini yang ditunggu masyarakat. Akses utama warga RW 5 dan sekitarnya akan segera kembali normal. Harapannya jembatan baru nanti lebih kuat dan aman, serta mendukung aktivitas ekonomi warga,” ujarnya.
Miskun juga menyampaikan bahwa warga telah berkomitmen menjaga keamanan proyek, termasuk mengawasi bahan bangunan agar tidak terjadi gangguan. Ia menilai potensi kemacetan selama pembangunan bukanlah masalah. “Kalau jembatan bailey selesai, akses pasti lebih lancar,” pungkasnya.[mut.ca]


