Jombang, Bhirawa
Sejumlah anak di desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang mengikuti lomba bercerita tentang petani, Sabtu (27/09) di kantor desa setempat, dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional (HTN) 2025.
Peringatan Hari Tani Nasional 2025 di Desa Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang tahun ini berlangsung meriah dan inspiratif. Puluhan siswa dari tingkat SD hingga SMP antusias mengikuti beragam lomba edukatif bertema cinta lingkungan dan petani, yang digelar oleh Pojokrejo English Course (PEC).
Acara yang bertajuk ‘Anak Pojokrejo Hebat’ ini menyuguhkan berbagai kegiatan menarik. Seperti lomba kolase, fashion show bertema petani, lomba bercerita tentang petani, hingga praktik menanam bibit tanaman sayur seperti Cabe dan Terong.
Koordinator kegiatan, Ari Hakim, mengatakan, kegiatan ini tidak hanya untuk menyemarakkan Hari Tani Nasional, namun juga sebagai bagian dari agenda tahunan PEC yang rutin digelar pada momen-momen nasional. “Ini adalah bentuk refleksi dan apresiasi kepada petani. Anak-anak kami libatkan agar sejak dini mencintai alam dan menghargai peran petani,” kata Ari Hakim.
Sebanyak 80 siswa PEC mengikuti berbagai lomba kreatif dan edukatif ini. Menurut Ari Hakim, tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan dan menyalurkan bakat anak-anak dalam suasana pembelajaran yang menyenangkan.
Dia menambahkan, PEC bukan sekadar tempat belajar Bahasa Inggris, namun lembaga ini aktif mengenalkan nilai kebangsaan, cinta tanah air, dan kepedulian lingkungan melalui peringatan berbagai hari besar nasional seperti Hari Bumi, Hardiknas, Hari Anak Nasional, hingga Hari Ibu.
“Kami ingin anak-anak Pojokrejo tumbuh sebagai generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga punya kesadaran akan pentingnya menjaga alam dan budaya,” ungkap Ari Hakim.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Pojokrejo, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang, H. Nursan menyampaikan apresiasi atas dedikasi PEC dalam mendampingi anak-anak desa sejak tahun 2022. “Melalui lomba edukatif seperti ini, kami ingin anak-anak Pojokrejo tidak tertinggal dari desa lain,” kata Nursan. “PEC telah menjadi wadah bagi mereka untuk tumbuh dan berkembang,” imbuh Nursan.
Kades Nursan menambahkan, PEC tak hanya mengajarkan Bahasa Inggris, tapi juga Bahasa Jawa dan Arab setiap hari Jumat, sebagai wujud pelestarian budaya lokal. “Kami ingin anak-anak tetap mencintai bahasa ibu dan budaya sendiri, meski mereka juga belajar bahasa asing,” pungkasnya. [rif.wwn]