25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Pemkab Situbondo Gandeng FKKS Sosialisasi Pentingnya PMT pada Masyarakat

Situbondo, Bhirawa
Pemkab Situbondo, melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Situbondo menggelar talk show cegah stunting dengan pengasuhan dan nutrisi yang tepat bersama kader dashat (dapur sehat atasi stunting), Kamis, 21 Agustus 2025.

Kegiatan yang berlangsung di Aula Lantai II Pemkab Situbondo itu dihadiri oleh Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) tingkat kabupaten, kecamatan, desa, kader dasar PKK hingga keluarga beresiko stunting.

Kepala DP3AP2KB Situbondo, Muhammad Imam Darmaji melalui Kabid Pengendalian Penduduk Danik Sumartini mengatakan, bahwa DP3AP2KB Situbondo menggandeng FKKS (Forum Komunitas Kuliner Situbondo) dalam menyelenggarakan talk show tersebut.

“Acara ini bertujuan untuk mengkolaborasikan kegiatan pencegahan dan penanganan stunting mulai dari tingkat kabupaten hingga desa berjalan dengan baik,” ungkap Danik.

Lebih lanjut, perempuan yang akrab disapa Danik ini mengungkapkan, DP3AP2KB Situbondo sengaja melibatkan kader dasar dalam talk show ini. Harapannya, mereka bisa mengedukasi masyarakat untuk membuat makanan sehat dengan nominal hanya Rp10 ribu.

“Kader dasar di sini nanti praktik membuat makanan yang akan diberikan kepada keluarga beresiko stunting, bagaimana dengan uang Rp 10 ribu sudah bisa memenuhi kebutuhan nutrisi anak beresiko stunting,” ujar Danik.

Menu makanan bergizi ini, kata Danik, seperti sushi nasi ikan kelor, srik kentang dan bubur sop daging. “Menu-menu PMT (pemberian makanan tambahan -red) ini sangat mudah dibuat. Kader dasar kita ajari membuat makanan itu, dan disosialisasikan kepada masyarakat,” papar Danik.

Berita Terkait :  Jangan Terlalu Fokus Lahirkan Banyak Sarjana, Kota Batu Butuh Lapangan Kerja Nyata

Danik mengakui, angka prevalensi stunting Kabupaten Situbondo mengalami peningkatan dari tahun kemarin. “Prevalensi stunting kita ada diangka 10,6 persen, ini naik bila dibandingkan dengan tahun 2024. Jadi kita harus berkolaborasi bersama untuk menangani stunting. Mari kita bersama-sama menurunkan stunting di Kabupaten Situbondo,” tutur Danik.

Danik membeberkan, kenaikan prevalensi stunting disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya pola asuh yang kurang baik, dan kurangnya nutrisi pada ibu hamil, ibu menyusui, serta Balita.

“Kebanyakan orang tua atau ibu hamil kita itu kurang memahami nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan saat hamil, dan menyusui. Bahkan cara pengasuhannya itu juga kurang paham,” pungkas Danik. (awi.dre)

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru