25 C
Sidoarjo
Friday, December 5, 2025
spot_img

Empat Kampus dari Dua Negara Ciptakan Struktur Bambu Kinetik Teknologi AR


Surabaya, Bhirawa
Empat universitas dari dua negara belajar merancang dan merakit struktur bambu yang dapat bergerak (kinetik) dan beradaptasi dengan lingkungan Dalam acara Bamboo Workshop: Kinetic Bamboo Structure 2.

Kegiatan tersebut juga mengintegrasikan teknologi Augmented Reality (AR) untuk membantu perakitan, Program internasional yang diselenggarakan oleh Petra Christian University (PCU) dan Universitas Ciputra, bekerja sama dengan Universitas Katolik Parahyangan (UNPAR) dan Xi’an Jiaotong-Liverpool University, Kamis (7/8).

PIC Acara serta sebagai Dosen Architecture PCU, Esti Asih Nurdiah, S.T., M.T., Ph.D., mengatakan bahwa program para peserta berfokus belajar pada praktik dan eksplorasi dalam mengintegrasikan prinsip-prinsip desain kinetik ke dalam konstruksi bambu.

“Pada tahun ini ada total 28 mahasiswa yang ikut berpartisipasi, dimana Desain bangunan yang dibuat nantinya bisa bergerak dengan menggunakan mekanisme SLE (Scissor-Like Element), modelnya berbentuk cangkang silindrikal, yang memungkinkan untuk dapat dibuka dan ditutup Dengan bentang sebesar 4.3 meter dan panjang maksimal 10 meter,” ujarnya.

Lanjut Esti, mengukapkan fokus riset tentang penggunaan bambu sebagai material bangunan merupakan hasil riset kolaborasi dosen serta mahasiswa pada empat kampus penyelenggara dari sistem mekanika, desain komputasi, optimisasi, perancangan sambungan, dan penggunaan teknologi AR (Augmented Reality) dalam fabrikasi dan instalasi.

“AR untuk konstruksi dapat menjadi cetakan atau guideline dalam mewujudkan geometri, Secara konvensional/manual kita membutuhkan cetakan untuk bentuk-bentuk yang sulit, dengan AR model digital digunakan sebagai cetakan pembangunan, Jadi tahap fabrikasi, yaitu tahap marking and coding batang bambu sebelum dirakit ke struktur yang utuh,” tuturnya.

Berita Terkait :  LMI Raih Top Human Capital Award 2025 #3 Stars dari Top Business

Esti menambahkan melalui proses belajar yang eksperimental dan kolaboratif, peserta mendapat pengalaman secara langsung dalam merancang dan merakit struktur bambu yang adaptif, Unsur kinetis/gerakan yang ada dalam bambu tidak hanya dilihat sebagai sistem mekanik, melainkan sebagai ‘bahasa’ arsitektur yang menghasilkan bentuk estetis.

“Workshop memberi kesempatan bagi peserta untuk bereksperimen dengan penggunaan bambu sebagai material struktur, juga belajar tentang prinsip-prinsip kinetik di dunia arsitektur, pekerjaan eksperimental sambungan dan fabrikasi bambu menjadi jembatan antara kerajinan tangan tradisional dan inovasi, menggabungkan bambu yang bersumber secara lokal dengan pendekatan desain modern,” imbuh Esti. [ren.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow

Berita Terbaru