28 C
Sidoarjo
Wednesday, January 15, 2025
spot_img

DPR RI Ingatkan Pentingnya Evaluasi dan Perbaikan Program MBG


Jakarta, Bhirawa
Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani mengingatkan pemerintah mengenai pentingnya pelaksanaan evaluasi dan perbaikan terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang telah berjalan selama sepekan.

“Menu makanan harus lebih bervariasi, demikian pula kualitas rasanya perlu diperhatikan agar penerima MBG antusias dan tujuan pemberian MBG tercapai, mengingat program ini bertujuan mendukung pemenuhan gizi masyarakat,” kata Netty memaparkan temuan dalam implementasi Program MBG seperti dikutip dari keterangan yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (15/1).

Dia mengharapkan beragam persoalan dan kendala dalam pelaksanaan Program MBG dapat segera diatasi, sehingga ke depannya implementasi program itu dapat menjadi semakin baik.

Lebih lanjut, kata Netty, ditemukan sejumlah laporan dari masyarakat, antara lain adanya sisa makanan yang cukup banyak di beberapa sekolah karena siswa tidak menghabiskan makanan.

Untuk perbaikan ke depan, lanjut dia, pihak penyedia makan bergizi gratis perlu melakukan survei menu makanan yang tidak disukai siswa. “Penyedia MBG perlu melakukan survei menu-menu apa saja yang tidak disukai murid, sajikan porsi yang proporsional, makanan yang harus dalam kondisi hangat dan kreativitas penyajian seperti menu-menu dengan warna dan bentuk yang disukai oleh anak-anak,” ucapnya.

Kendala lain yang menjadi perhatian, lanjut Netty, adalah mengenai infrastruktur yang belum memadai di sejumlah daerah. Dia mengatakan beberapa wilayah mengalami keterbatasan dalam penyimpanan dan distribusi makanan untuk Program MBG.

Berita Terkait :  DPR RI Optimis Bisa Selesaikan Rekomendasi Pansus Angket Haji 25 Hari

Dengan demikian, menurut Netty, pemerintah perlu memprioritaskan perbaikan infrastruktur. “Pemerintah perlu memprioritaskan perbaikan infrastruktur untuk memastikan makanan sampai dengan kualitas yang baik,” katanya.

Masalah lain yang dipaparkan adalah sistem reimburse dalam pembiayaan program, dimana penyedia makanan harus mengeluarkan dana pribadi terlebih dahulu sebelum mendapatkan penggantian dari pemerintah.

Hal ini, kata Netty, berpotensi memberatkan penyedia, terutama mereka yang memiliki keterbatasan modal. “Oleh sebab itu perlu dikawal ke depannya dan dipastikan agar hak-hak penyedia makanan yang sebagian adalah UMKM dapat dipenuhi dengan baik,” ujar Netty Prasetiyani. [ant.wwn]

Berita Terkait

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Follow Harian Bhirawa

0FansLike
0FollowersFollow
0FollowersFollow
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Berita Terbaru

spot_imgspot_imgspot_img